:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 2 Agustus 2019 | 10:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 742
Sumbawa Barat, InfoPublik - Kepala Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Boto Kabupaten Sumbawa Barat, Hadijah, mengatakan, penyebaran berita hoaks bisa ditangkal dengan literasi membaca. Hal itu bisa didapatkan dari memperkaya bacaan dan informasi.
"Literasi membaca tentunya akan memperkaya khazanah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membedakan informasi hoax dengan yang tidak, selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi mengingat tidak semua orang memiliki kemampuan mengakses informasi melalui internet,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya di Desa Tamekan, Kecamatan Taliwang KSB, Nusa Tenggara Barat, Kamis (1/8/2019).
Ia menilai, literasi membaca pada generasi muda dan masyarakat saat ini sangat rendah, hal tersebut mengakibatkan masyarakat mudah dibohongi dengan informasi hoax. “Jika literasi membaca rendah, sangat mudah kita dipengaruhi oleh berita bohong atau informasi yang seolah-olah benar tetapi kenyataannya tidak,” ungkapnya.
Dengan meningkatkan kemampuan literasi maka mudah bagi seseorang untuk memfilter informasi, meningkatkan kemampuan hingga mampu melihat peluang untuk memotivasi diri dalam mengembangkan diri dan lingkungannya.
“Kami telah membuat lokasi Pojok Baca di Desa Tamekan, pojok baca tersebut dapat digunakan untuk masyarakat desa dalam menggali informasi,” tuturnya.
Adanya pojok baca diharapkan masyarakat dapat saling bertukar ilmu dan informasi sehingga dari pertukaran informasi tersebut akan menciptakan masyarakat yang literat.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumbawa Barat, melalui Kepala Seksi Komunikasi, Nursyafriady, menanggapi masalah penyebaran hoax, Ia mengatakan Hoax atau berita bohong di tengah masyarakat sangat sulit dideteksi, hal tersebut dikarenakan perilaku digital masyarakat turut menyuburkan peredaran berita palsu tersebut. Potensi kejahatan cyber seperti cyber bullying, hingga hoax semakin besar.
“Kita harus rajin membaca dan saring informasi sehingga tidak terpengaruh oleh informasi hoax,” katanya.
Setelah hoaks, sekarang ada fake news atau berita palsu. Ada yang memanfaatkan foto atau gambar yang dipakai untuk berita lain yang tidak benar isinya.(MC Sumbawa Barat/feryal/tifa)