:
Oleh MC KOTA SOLOK, Kamis, 1 Agustus 2019 | 09:25 WIB - Redaktur: Kusnadi - 710
Solok, InfoPublik - Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan suatu tindakan yang mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan bagi perempuan dan anak baik secara psikologis, fisik dan seksual, termasuk ancaman tindakan tertentu, baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.
Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak perlu ditangani secara komprehensif, tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga diperlukan keterlibatan organisasi perempuan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Kabupaten Solok Delfianto, S.Sos pada kegiatan sosialisasi pencegahan dan pelayanan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Aula Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak, Selasa (30/07/2019). Turut hadir Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dra. Hj. Deli Harni serta 35 peserta yang berasal dari organisasi perempuan yang ada di Kota Solok.
Disampaikan kegiatan ini bertujuan agar anggota organisasi perempuan paham tentang bagaimana cara mencegah dan melayani jika terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak baik di rumah tangganya maupun ditempat kerja dan di luar rumah.
Narasumber berasal dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Propinsi Sumatera Barat, Arena Putri, SE dengan materi 'Kebijakan Perlindungan Perempuan dan Anak' dan CV. Permata Emmilda Zulyet, M.Psi.Psikolog dengan materi 'Psikoedukasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak'.
Narasumber Arena Putri, SE menyampaikan, untuk menjamin keberlangsungan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan harus terintegrasi ke dalam rencana pembangunan daerah, sehingga dapat dijamin kelangsungannya.
Ia juga menilai perlu membetuk lembaga publik untuk melakukan pelayanan kepada perempuan dan anak korban kekerasan dalam bentuk UPTD PPA.
Sementara itu, Emmilda Zulyet,M.psi.Psikolog mengatakan, penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak, di antaranya adalah pola asuh yang salah, rendahnya control diri, menganggap anak sebagai milik diri atau milik orangtua, kurangnya kesadaran melaporkan adanya tindakan kekerasan, pengaruh media dan maraknya pornografi serta disiplin yang identik dengan kekerasan.
"Orang tua perlu komunikasi yang baik terhadap anak dengan menghargai anak dan bersikap adil, mendengarkan keluhan anak, berupaya lebih akrab dengan anak. Kekerasan terhadap perempuan pada umumnya disebabkan latar belakang pendidikan yang rendah, faktor ekonomi, lingkungan gaya hidup dan faktor psikologi," ujarnya.(MC Kota Solok)