:
Oleh MC KOTA SOLOK, Rabu, 31 Juli 2019 | 15:16 WIB - Redaktur: Tobari - 2K
Solok, InfoPublik – Dinas Kesehatan Kota Solok mengadakan sosialisasi program imunisasi bagi kader posyandu se-Kota Solok, Senin dan Selasa (29 s/d 30 juli 2019) di Aula Dinas Kesehatan.
Hari Pertama peserta adalah kader posyandu dari Kecamatan Tanjung Harapan sebanyak 43 posyandu dan hari kedua sebanyak 41 posyandu.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan yang diwakili oleh Kabid P2 dan Kesmas dr. Pepy Ledy Soffiany, turut hadir Kasi P2 Ns. Silvia Yuniwarti dan Hera Febrianto, S.Kep sekaligus sebagai narasumber serta kader posyandu se-Kota Solok.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Posyandu memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
Imunisasi adalah program pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan memberikan vaksin kepada seseorang sehingga akan timbul kekebalan terhadap suatu penyakit.
Program imunisasi untuk bayi bertujuan agar setiap bayi mendapat imunisasi dasar lengkap. Status imunisasi dasar pada anak-anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan perilaku orang.
Dukungan kader adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan imunisasi sehingga kegiatan Posyandu dapat berjalan sesuai jadwal.
Dalam pembukaan, dr. Pepy Ledi Soffiany sekaligus pemateri mengatakan, tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan kader untuk pelaksanaan teknis program imunisasi.
Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, dengan membentuk antibodi dalam kadar tertentu.
Serta untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan imunisasi sebagai tindakan preventif.
Lebih lanjut, dr. Pepy Ledi Soffiany mengatakan agar antibodi tersebut terbentuk, seseorang harus diberikan vaksin sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi tergantung jenis penyakit yang hendak dicegah.
"Sejumlah vaksin cukup diberikan satu kali, tetapi ada juga yang harus diberikan beberapa kali, dan diulang pada usia tertentu. Vaksin dapat diberikan dengan cara disuntik atau oral," katanya.
Sementara itu, Ns. Silvia Yuniwarti, S.Kep mengatakan Pemerintah berupaya menyediakan vaksin untuk pencegahan penyakit. Situasi pencapaian imunisasi untuk tahun 2018 sangat menurun.
Hal tersebut karena informasi yang terdapat di masyarakat yang cenderung mengenal berita negatif untuk program imunisasi.
Pentingnya pemberian imunisasi untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah TB Paru, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Campak, Meningitis, Pneumonia, dan Rubella.
"Diharapkan untuk Tahun 2019, sekitar 95% dari jumlah sasaran bayi sebanyak 1.515 orang yang ada di Kota Solok mendapatkan pelayanan imunisasi sesuai dengan standar yaitu lima imunisasi dasar lengkap," tuturnya.
Hera Febrianto, S.Kep selaku Pengelola Program imunisasi menjelaskan pemberian imunisasi harus sesuai dengan jadwal, untuk imunisasi BCG harus diberikan 24 jam pertama setelah lahir, diteruskan dengan imunisasi lain sampai akhirnya diberikan campak pada bayi usia 9 bulan.
Selain itu imunisasi lanjutan yang harus diberikan adalah imunisasi DPT/HB/Hib yang nantinya diberikan pada anak usia 18 bulan.
Pemberian imunisasi sesuai jadwal membantu pembentukan antibodi anak agar terhindar dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tuturnya.(MC Kota Solok/toeb)