:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Minggu, 28 Juli 2019 | 13:51 WIB - Redaktur: Juli - 2K
Sumbawa Barat, InfoPublik - Tarian Barapan Kebo yang diciptakan oleh Surdianah seorang pendiri Sanggar Tari Sareng Nyer Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB) kini telah menjadi tarian yang ditampilkan di beberapa event nasional.
Terakhir tarian tersebut ditampilkan pada ajang Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Otonomi Daerah 2019, yang digelar beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pada ajang APKASI tersebut Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Azizah berhasil meraih Putri Otonomi Pariwisata, pada ajang itu pula KSB menampilkan tarian Barapan Kebo.
Surdianah mengungkapkan, pencapaian yang diraih Azizah sangat membanggakan KSB, demikian tarian Barapan Kebo juga telah diapresiasi oleh berbagai pihak bahkan pernah dibawa oleh para maestro tari dari Sumbawa Barat, H. Indra Jaya pada saat misi kesenian Indonesia di Vietnam.
“Tarian Barapan Kebo mengisahkan sebuah permainan rakyat yang mengandung budaya dan filosofi sebuah daerah yang sangat mendalam, dari segi agama, sosial dan budaya,” kata.Surdianah saat ditemui di sanggarnya, di Kecamatan Taliwang KSB, Minggu (28/7/2019).
Salah satu penari yang menjadi tokoh utama dalam tarian tersebut adalah Aulia Muhammad Muztahid, seorang siswa kelas III di SMA Negeri I Taliwang KSB.
Sosok yang pemalu, ceria, baik dan sopan tercermin pada keseharian Muztahid, tidak banyak yang mengenalnya hingga Ia menjadi seorang penari andalan yang dimiliki KSB. Dalam aksi tarian yang ditampilkan, Muztahid bersama beberapa rekan-rekannya yaitu Ryan, Idham Khalid, Satria, Bahtiar dan Gulam.
Muztahid hidup dalam keluarga yang sederhana, anak dari pasangan Siti Rufaida dan Muhammad Tauhid tersebut kini telah membanggakan keluarga dan mengharumkan nama KSB di mata pencinta dan peminat seni tari Nasional.
Keuletan, gaya tarian dan kelincahan serta percaya diri yang tinggi membuatnya terpilih menjadi tokoh utama dalam tarian yang telah ditampilkan di beberapa event provinsi dan nasional tersebut.
Salah seorang tokoh seni KSB, Agus yang dikenal dengan nama Ais saat diwawancara beberapa waktu lalu mengapresiasi pencapaian beberapa penari di KSB, seperti Muztahid dan Putri Otonomi, Azizah.
Ais menilai para anak muda seperti mereka ini layak diapresiasi dan diberi penghargaan oleh pemerintah karena telah mengharumkan nama KSB di tingkat nasional. “Para anak muda harus bisa bercermin pada mereka-mereka yang telah berprestasi ini sehingga budaya dan kesenian ini tetap terjaga, karena budaya ini mahal,” ucap Ais.
Namun menurut dia, generasi muda saat ini jauh dari filosofi budaya itu sendiri, bahkan budaya hanya bersifat musiman.
Ais mengatakan, prestasi yang diraih Muztahid dan teman-temannya adalah pelajaran bagi anak muda millennial lainnya untuk melakukan sesuatu yang membanggakan keluarga dan daerah, sehingga budaya ini dapat terus dilestarikan.
Di tempat berbeda, Siti Rufaidah, ibu dari Muztahid mengungkapkan kebanggaannya terhadap sang anak, Ia bersyukur mempunyai anak yang telah membawa nama KSB di tingkat Nasional. “Ini adalah kebanggan yang luar biasa, kami tidak menyangka Muztahid bisa seperti ini,” kata Rufaidah.
Sementara itu, dalam pencapaian ini Muztahid tidak lantas berpuas diri, Ia justru menilai ini adalah awal dari perjuangan besar. “Saya tidak berhenti sampai di sini, ke depan saya akan terus berkarya menampilkan yang terbaik untuk daerah ini, sehingga budaya ini dapat terus dijaga,” katanya.