:
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Jumat, 26 Juli 2019 | 16:34 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Langgur. InfoPublik - Wisata Sejarah Religi Kabupaten Maluku Tenggara tetap menjadi primadona, karena selalu dikenang sepanjang masa khususnya umat Katholik didaratan Kepulauan Kei.
Yaitu melalui sebuah pristiwa bersejarah dengan misi membawa karya sukacita Kristus bagi umat manusia oleh Monsenyur Yohanes Aerts, Pasator dan Bruder di tanat evav Kabupaten Maluku Tenggara.
Peristiwa tersebut dikenang dengan peragaan drama oleh para Pemuda Desa Langgur dimulai dari saat penyiksaaan sampai pada eksekusi mati para misionari tersebut yang dilakukan Tentara Nipon Jepang (Japanese Soldiers).
Drama tersebut, disaksikan ratusan wisatawan serta masyarakat pada lokasi kejadian, yaitu Taman Ziarah 100 Tahun Yohanes Aerts, dkk di Langgur, Jumat (26/7).
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun kepada wisatawan mengatakan Kei memiliki sebuah tempat wisata bersejarah, yaitu disini lokasi pembantaian Mgr. Yohanes Aerts, dkk yang dilakukan penjajah Jepang pada masa penjajahan.
Gereja Katolik Indonesia memperingati peristiwa penembakan Vikaris Apostolik Nuova Guinea Olandese yang menjadi cikal bakal Gereja di Maluku dan Papua.
Mgr Johannes Aerts MSC bersama empat pastor dan delapan bruder disiksa oleh tentara Jepang, di tepi pantai Langgur, Kei, Maluku Tenggara, tepat pada, 30 Juli 2017, peristiwa berdarah itu telah berusia 75 tahun.
Moment tersebut diabadikan oleh para wisatawan karena memiliki nilai historis, bahkan ada wisatawan yang ikut bersedih termasuk masyarakat yang hadir.
Sebelumnya para wisatawan diantar untuk mengikuti prosesi adat di Woma Fangvur Ohoi Ngur–Langgur, juga diisi dengan tarian budaya Kei, Musik Tifa-Gong Ohoi/Desa Revav serta mengunjungi Makam Mgr. Yohanes Aerts.dkk di Langgur. (Mc Maluku Tenggara Erik /F/toeb)