Buku Bumi Karema Akan Dihadirkan Dalam Tomohon International Flower Festival

:


Oleh MC KOTA TOMOHON, Rabu, 24 Juli 2019 | 06:53 WIB - Redaktur: Juli - 410


Tomohon, InfoPublik - Buku Bumi Karema Karya Ruthy Bambang Waskito atau yang lebih akrab dipanggil Rose Kaampong akan dihadirkan untuk meramaikan rangkaian kegiatan Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019, di Tomohon, Sulawesi Utara.

Buku yang berjudul Bumi Karema ini sebelumnya telah diluncurkan di Hotel Borobudur, Jakarta,  pada 27 Maret 2019. Buku tersebut merupakan karya Ruthy Bambang Waskito Istri Kasespim Lemdiklat Polri Irjen (Pol) Bambang Waskito (Mantan Kapolda Sulut). 

Ruthy menjelaskan, buku tersebut sengaja dihadirkan dalam rangka memeriahkan dan mendukung acara TIFF 2019 Pemkot Tomohon. "Bertalian dengan itu, akan diselenggarakan pameran dan bedah buku dengan menghadirkan para pakar terkait di bidangnya masing masing untuk menjadi nara sumber," ujar Ruthy, Selasa (23/7/2019).

Wali Kota Tomohon Jimmy F. Eman, mengapresiasi serta menyambut baik hadirnya Pameran dan Bedah  Buku Bumi Karema di TIFF 2019,

Menurut Eman, selain meramaikan buku tersebut, ini dapat dijadikan referensi pariwisata dan sebagai upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan yang ada di Sulut.

Pada TIFF 2017 dan TIFF 2018, Polda Sulut saat di bawah Kepempimpinan Irjen (Pol) Bambang Waskito juga turut Berpartisipasi dan mendukung penuh suksesnya kegiatan TIFF. "Dengan hadirya Buku Bumi Karema Karya Ruthy Bambang Waskito, Patut kita apresiasi, ini bukti  betapa besar kecintaan keluarga Bapak Bambang Waskito untuk kemajuan sulut ke depan, khususnya pariwisata," ujarnya.

Diketahui bahwa Foto-foto Ruthy yang terkumpul dalam Buku Bumi Karema merupakan hasil jepretannya selama ikut serta mendampingi tugas suaminya menjadi Kapolda di Sulawesi Utara beberapa waktu lalu.

Terbitnya buku tersebut juga mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang mengatakan menyambut baik lahirnya buku Bumi Karema ini. "Melalui buku ini, citra positif pariwisata Sulawesi Utara bisa dilihat dan mudah dipahami," ujar Ruthy.

Ruthy yang sudah lama menyukai fotografi  merasa beruntung tinggal di Sulawesi Utara untuk mendampingi suaminya yang bertugas sebagai Kapolda. Lebih dari itu, Ruthy juga menemukan kekayaan dan keragaman budaya nusantara, toleransi serta keramah-tamahan penduduk setempat. Keterbukaan dan keramahtamahan masyarakat Sulut terasa mulai dari Kota Manado hingga Kabupaten Bolaang Mongondow.

Ruthy menyadari buku karyanya bukan ensiklopedia, namun, dia berharap buku itu bisa menjadi referensi pariwisata dan sebagai upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan yang ada di Sulut untuk itu di TIFF 2019 buku ini ikut dihadirkan.

Ruthy juga berharap Hadirnya Buku Bumi Karema' dapat menjadi referensi pariwisata dan sebagai bentuk dukungan terhadap TIFF 2019, sehingga dapat membangkitkan upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan di Sulut.

"Semoga buku ini dapat dijadikan rujukan baik warga lokal, wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri, pelajar, dan mahasiswa, serta masyarakat umum yang hadir dalam Bedah Buku dan Pameran nanti,
agar bisa mengenal Sulawesi Utara dengan lebih baik," ungkapnya.

Pemilihan judul buku foto Bumi Karema, merupakan pilihan jeli dari fotografer ini. Pasalnya nama Karema, selama ini erat kaitannya dengan legenda Sulawesi Utara. Karema, menurut cerita tradisional, adalah Dewi yang “melahirkan” masyarakat dan tanah sulawesi.

Bagi anda yang penasaran  dengan  Cerita dan  asal-usul “Karema” acara seminar dan pameran akan digelar pada 7 Agustus 2019 di Grand Linow.