:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Minggu, 9 Juni 2019 | 21:52 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Sumbawa Barat. InfoPublik - Antrean panjang Arus balik Idulfitri 1440 H mulai terlihat sejak Sabtu siang di Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Melonjaknya kepadatan penumpang terjadi hingga Minggu (9/6/2019) sore.
Ratusan kendaraan mulai berdatangan dan mengantre di dalam dan di luar pelabuhan, antrean panjang tersebut terjadi sepanjang 1 kilometer dari pelabuhan. Kepadatan tersebut terjadi karena banyak pemudik yang memilih melakukan perjalanan di hari terakhir liburan atau H+3.
Kepala ASDP Poto Tano Samiun mengatakan, kepadatan kendaraan pada arus balik ini terjadi terus menerus dan diperkirakan akan terus meningkat hingga Senin (10/6/2019) dini hari nanti.
"Untuk mengurai kemacetan dan antrean ini, kami akan mengatur jadwal keberangkatan kapal dan memberangkatkan kapal dari Kayangan ke Poto Tano tanpa muatan," katanya.
Samiun menjelaskan, kebijakan tersebut dilakukan agar penumpang dari Kayangan untuk sementara distop terlebih dahulu agar tidak menambah kemacetan di Pelabuhan Poto Tano.
Salah satu pemudik yang berasal dari Bima, Eko Armansyah (Ear) menuturkan bahwa dia sudah menunggu antrean ini sejak 5 jam lalu. "Saya sudah kurang lebih 5 jam antre di sini, semoga ASDP bisa terus meningkatkan jadwal kapal sehingga ini cepat selesai," imbuh Ear.
Dia mengungkapkan bahwa, jika melihat kondisi dan antrean ini, ASDP harus menambah satu lokasi sandaran kapal alternatif sehingga bisa dipakai saat seperti ini, atau menambah jumlah kapal yang beroperasi.
Selain padatnya arus di Pelabuhan Poto Tano, Salah seorang pemudik berasal dari Bima, Fadli juga mengatakan bahwa penyebab lonjakan arus mudik tersebut karena antrean beberapa kapal di Pelabuhan Kayangan. "Saya sudah dua jam mengantre, tapi belum juga kapalnya nyandar," kata Fadli.
Sementara itu, salah seorang pemudik yang juga Manager Bima Sakti Lawata Mataram H. Sarfan juga terjebak antrean di Poto Tano, Ia mengkhawatirkan kesehatannya jika berlama-lama mengantre di pelabuhan.
Menurut dia, kesehatan bisa terganggu akibat angin laut yang kencang juga karena kurangnya asupan gizi yang dikonsumsinya. "Saya tidak menyangka akan terjadi kemacetan berjam-jam, dalam keadaan seperti ini harusnya kami butuh asupan vitamin agar tetap sehat dan fit sampai tujuan," ungkap Sarfan.
Dia juga mengeluhkan minimnya fasilitas pelabuhan seperti minimnya jumlah toilet. Tetapi menurut Samiun, ASDP telah menyediakan satu unit toilet di Musala, dan di belakang ruang tunggu dua unit.
Menurut Samiun, jumlah toilet tersebut sudah cukup jika untuk digunakan setiap hari. Tapi untuk lebih memaksimalkan pelayanan di tahun depan, pihak ASDP akan meningkatkan jumlah toilet.
"Air yang kami sediakan sudah habis tiga tangki atau 12.000 liter, dan sekarang lagi cari tangki air lagi untuk mengantisipasi sampai besok," kata Samiun. (MC Sumbawa Barat/feryal/tifa).