:
Oleh MC PROV BANGKA BELITUNG, Jumat, 12 April 2019 | 11:41 WIB - Redaktur: Juli - 351
Pangkalpinang, InfoPublik - Kebutuhan sumber daya pariwisata semakin meningkat seiring dengan perkembangan kepariwisataan di Bangka Belitung, untuk itu dibutuhkan sertifikasi bagi sumber daya pariwisata.
Hal itu disampaikan Rivai, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Disbudpar Babel). Menurut dia, kepariwisataan harus didukung sumber daya pariwisata yang mumpuni.
“Dengan adanya sertifikasi ini, selain meningkatkan daya saing, sumber daya pariwisata yang mumpuni akan sangat mendukung kepariwisataan kita untuk lebih baik lagi,” katanya melalui sambungan telepon, Kamis (11/4/2019).
Sertifikasi Bagi Sumber Daya Pariwisata dibuka pada Rabu (10/4), di Hotel Puncak, Pangkalpinang. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari hingga Jum’at (12/4).
Peserta berjumlah 64 orang dibagi menjadi 2 kelompok, Tour Guide dan Food & Beverage (Cook). Di hari kedua ini, para peserta melakukan praktek sesuai dengan profesinya. Peserta Cook praktik memasak di SMK 3 Pangkalpinang, dan peserta Tour Guide berkeliling kota untuk simulasi memandu wisatawan ke sejumlah obyek wisata di pusat kota.
Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kelembagaan Kepariwisataan, Disbudpar Babel Darnis Rachmiyati berpesan agar para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
“Melalui sertifikasi ini, pemerintah ingin meningkatkan daya saing sumber daya pariwisata kita. Ini kesempatan yang sangat bagus sekali, karena sertifikasi ini juga menjadi bekal sekaligus modal kerja bagi para peserta,” kata Darnis.
Senada hal tersebut perwakilan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata, Indra Bhuwana mengatakan, sertifikasi layaknya kesempatan emas bagi para pekerja. “Kita sudah memasuki zaman globalisasi. Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, tidak bisa mengandalkan keberuntungan saja. Makanya kita harus punya daya saing yang kuat. Kualifikasinya bisa dilihat bahwa pekerja kita sudah tersertifikasi,” kata Indra.
Hanya ada 2 hasil penilaian, “Kompeten” atau “Tidak Kompeten”. Setiap peserta harus melalui beberapa tahapan, dimulai dari pembekalan materi, tes tertulis, praktik, dan wawancara mendalam. (MC Babel/erna/HS)