:
Oleh MC PROV BANGKA BELITUNG, Senin, 18 Maret 2019 | 12:58 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 746
Bangka, InfoPublik - Saat ini rumah sakit dituntut mampu secara intensif untuk memberikan pelayanan manajemen nyeri kepada masyarakat. Hal ini merupakan salah satu fokus pelayanan yang sedang dikembangkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kegiatan Seminar Internasional dengan tema "Interventional Pain Management" dibuka oleh drg. Mulyono Susanto Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (17/3) di Gedung Malaria Center. Hadi sebagai narasumber Dr Liong Liem, MD, PhD, FIPP dari Maastricht University Medical Netherlands.
“Permasalahan nyeri menjadi salah satu prioritas karena kasus-kasus manajemen nyeri saat ini menjadi salah satu kasus yang cukup tinggi. Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini menjadi semangat dalam mengembangkan pelayanan kesehatan di Bangka Belitung terutama pelayanan intervensi nyeri sebagai salah satu pelayanan yang baru di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno," terang Mulyono.
Dr. Liong mengatakan bahwa nyeri merupakan pengalaman/rasa tidak nyaman yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial dengan komponen sensorik, emosional, kognitif, dan sosial. "Rasa nyeri yang dirasakan pasien tidak dapat dihilangkan hanya dengan obat anti nyeri. Dibutuhkan penanganan yang komprehensif dari berbagai bidang kedokteran," jelas Dr. Liong.
Hal senada diungkapkan oleh Dr. Armayani Rusli, Sp B Finacs selaku Direktur Utama RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Manajemen Nyeri adalah satu gejala sistem dari suatu penyakit yang membuat pasien merasa tidak nyaman sebelum ataupun sesudah penanganan dilakukan. Tingkat rasa nyeri ini memiliki tingkatan sehingga semua multidisplin kedokteran ada mulai dari ahli penyakit dalam, ahli bedah, rehabilitasi medik dan bidang lainnya. "bahwa saat ini pengembangan unit pelayanan nyeri dari segi infrastruktur, alat, serta sumber daya manusia di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno sudah berjalan," ungkap Dr. Armayani.
Dari segi infrastruktur serta alat RSUD telah memiliki alat Ultrasonografi (USG) Nyeri dan Radio Frekuensi Nyeri. Selain itu dari segi pengembangan Sumber Daya Manusia, RSUD mengikut sertakan Dr. Farhan Ali Rachman, Sp.An untuk mengikuti pendidikan Fellow Pain Intervensi di Surabaya.
“Semua pasien dengan gejala nyeri telah dapat ditangani di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno, kita telah menyiapkan pelayan medis serta obat-obatan yang memadai. Dengan adanya seminar internasional ini dan sosialisasi kita berharap RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno dapat menangani pasien dengan gejala nyeri dan kedepannya kita akan mengadakan ekspansi ke daerah lain seperti Batam, Kalimantar Barat serta daerah lain yang menyediakan penerbangan langsung ke Bangka," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr Liong juga membagikan pengalaman dan perkembangan ilmu kedokteran kepada peserta yang mayoritas berprofesi sebagai dokter terkait penanganan nyeri terhadap kanker “Invasive Treatment In Cancer Pain” .
Hadir pula di acara tersebut narasumber lainnya antara lain Willy Halim, MD, Ph.D, FIPP beliau adalah Anestesiology Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dr. Said Shofwan, Sp.An, FIPM, FIPP dan dr. Wignyo Santosa, Sp.An, KIC, FIPM dari RS Islam Sultan Agung, Semarang. (MC Babel/imelda/HS)