:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Sabtu, 16 Maret 2019 | 10:03 WIB - Redaktur: Elvira - 498
Semarang, InfoPublik - Pengemudi Bus BRT Trans Semarang mendapat pelatihan berkendara aman dan pengetahuan mengenai aspek psikologi. Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pengemudi sebagai ujung tombak pelayanan transportasi kepada masyarakat serta mengurangi kasus kecelakaan BRT Trans Semarang.
Badan Layanan Umum Unit Pelaksana Teknis Daerah Trans Semarang mengadakan pelatihan sebagai bagian dari kegiatan Milenial Safety Road Festival di Ruang Yudistira Komplek UTC Sampangan, Selasa (12/3/2019) hingga Kamis (14/9/2019).
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi, yang membuka acara tersebut mengatakan, ada enam standar operasional prosedur yang harus dimiliki BRT Trans Semarang. Pertama, pengemudi harus memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan kecil, mengatasi situasi di jalan raya seperti banjir. Kedua, standar ketanggapdaruratan seperti kejahatan, kecelakaan, kesehatan. Ketiga, BRT harus memiliki standar tarif sehingga bisa dinikmati semua kalangan masyarakat karena tarifnya terjangkau.
“Keempat, harus memiliki standar pelayanan bagaimana membuat masyarakat hectic, ketagihan, agar pelanggan bertambah. Kelima, memiliki standar keselamatan, dan keenam memperlakukan driver (pengemudi,red) sebagai ujung tombak pelayanan BRT,“ katanya, Rabu (13/3/2019).
Ia juga mengungkapkan jika salah satu penyebab terjadinya kecelakaan yang melibatkan BRT adalah faktor driver yang terburu-buru. Hal ini berdasarkan investigasi kejadian kecelakaan yang melibatkan BRT dengan kendaraan bermotor.
“Terdapat fakta jika driver terburu-buru cenderung ngebut hanya untuk pulang lebih awal," tuturnya.
Ardi menjelaskan jika Kegiatan Milenial Safety Road Driving pada komunitas pengemudi Trans Semarang diperlukan. Karena driver BRT Trans Semarang menjadi andalan ujung tombak pelayanan transportasi.
“Harapan masyarakat akan transportasi yang aman, murah, cepat, sehingga masyarakat mau beralih ke Transportasi publik mengurangi angka kecelakaan, dan kemacetan akan berkurang,” imbuhnya.
Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan berjanji menindaklanjuti dengan menerapkan sistem rolling jadwal untuk driver.
“Jadi driver yang hari ini bertugas untuk pelayanan pertama, besok bisa berangkat di pelayanan Akhir. Tujuannya agar semua driver bisa merasakan waktu pulang baik awal maupun akhir,” jelasnya.
Ade mengemukakan selama tahun 2017 terdapat 37 data kecelakaan, 2018 terdapat 162 data, dan hingga Maret 2019 terdapat 12 data kecelakaan.
Ade menjelaskan sebanyak 211 driver BRT Trans Semarang dari koridor 1 hingga 7 serta Bandara Malam, mengikuti kegiatan tersebut. Selama tahun 2018 BRT Trans Semarang menerima 756 Keluhan, dan diantaranya 175 keluhan terkait pelayanan driver.
Adapun keluhan dan aduan yang diterima BRT Trans Semarang diterima melalui call center 1500094. Selain itu masyarakat juga dapat melaporkan melalui akun media sosial BRR Trans Semarang seperti Instagram, Facebook, Twitter, juga melalui Lapor Hendi.
“Selama Januari - Februari 2019, tercatat BRT Trans Semarang telah melayani total 1.746.596 penumpang dengan rincian Januari tercatat 906.785 penumpang dan Februari tercatat 839.811 penumpang. Kami ingin terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya. (MCSemarang/Vira)