:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Kamis, 10 Januari 2019 | 08:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 586
Semarang, InfoPublik - Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pembenahan, khususnya di wilayah pesisir yang identik dengan wilayah kumuh.
Sementara data dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang menyebutkan kawasan kumuh saat ini masih ada di Kota Semarang, yakni di Semarang Utara, Semarang Timur, dan sebagian di wilayah Gayamsari.
Terkait hal itu, Kepala Disperkim Kota Semarang Ali mengatakan, wilayah kawasan kumuh yang saat ini masih tersisa seluas 112,49 hektare dari total luas Kota Semarang 415 hektare.
“Penanganan wilayah kumuh di tahun 2019 akan dikonsentrasikan di tiga wilayah itu. Proyeksi penuntasan di 2019 kita adalah 90,28 persen dari sisa 112,49 hektare tersebut,” katanya, Rabu (9/1).
Lebih lanjut Ali mengatakan, untuk mengentaskan kawasan kumuh tersebut, Pemkot Semarang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 105 milyar.
“Area kawasan kumuh jika di lihat dari tahun 2016, di Kota Semarang terus mengalami penurunan. di Akhir 2016 tercatat 294,37 hektare. Di tahun 2017 semakin mengecil menjadi 216,12 hektare,” katanya.
Kemudian, lanjut Ali, di 2018 luasan wilayah kumuh semakin mengecil menjadi 112,49 hektare. Adapun luasan wilayah kumuh yang mampu dientaskan di tahun tersebut yaitu 103,68 hektare.
Ali menjelaskan kegiatan pengentasan kawasan kumuh meliputi beberapa hal. Di antaranya melalui program lingkungan sehat perumahan, pembangunan dan peningkatan sarana prasarana, pemeliharaan rusun, dan program peningkatan kualitas serta jangkauan air limbah.
“Untuk pengentasan wilayah kumuh, nantinya juga akan dibangun wilayah percontohan. Untuk wilayah percontohan itu di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Kecamatan Gayamsari,” ungkapnya.
Konsep yang akan diterapkan untuk pembangunan wilayah tersebut hampir sama dengan Kampung Pelangi yang sudah dibangun Pemkot Semarang.
“Rumah-rumah nanti mungkin akan dicat warna-warni, dan juga pavingnya,” tuturnya.
Hal yang menjadi pembeda dengan Kampung Pelangi nantinya, yaitu adanya pusat oleh-oleh di Tambakrejo. Wilayah administratif Tambakrejo yang dilalui jalur utama Semarang Demak menjadi alasan pembangunan.
“Saya ingin membuat kelurahan tidak kumuh dan kelihatan mocer. Mulai dari sarana prasarana, RTLH, lampu, sanitasi, dan tanaman akan kita buat lebih bagus dan berwarna,” imbuhnya.