:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Rabu, 19 Desember 2018 | 06:26 WIB - Redaktur: Juli - 453
Semarang, InfoPublik - Dinas Pertanian Kota Semarang mendorong kelompok masyarakat termasuk ibu rumah tangga mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming). Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Wahyu Permata Rusdiana, Selasa (18/12).
“Ada kelompok tani (KT) dan kelompok wanita tani (KWT). Hingga 2018, ada 40 kelompok pertanian perkotaan,” ujarnya.
Menurutnya setiap kelompok yang mengembangkan urban farming memiliki lahan tersendiri meski tidak luas. Luas lahannya mulai 50 meter persegi, 100 meter persegi, dan sebagainya.
Menurutnya, urban farming yang dikembangkan kelompok-kelompok pertanian di perkotaan itu tidak bisa dianggap sebelah mata, karena merupakan potensi dan aset besar.
“KT dan KWT kan aset kami dalam mengembangkan bidang pertanian di perkotaan. Utamanya, untuk mencukupi kebutuhan pangan sendiri, sekaligus menambah pendapatan mereka,” imbuhnya.
Hingga tahun ini, kelompok-kelompok pertanian perkotaan di Kota Semarang disebut mampu menyumbangkan produksi tanaman sayuran dan buah-buahan sekitar dua ton.
Pemasarannya dilakukan sendiri maupun lewat penjual sayuran. Apalagi sayuran yang dihasilkan tergolong organik sehingga lebih sehat.
“Jadi, tukang sayur ini ngambil dari mereka. Ada pula kelompok yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit (RS) untuk memasok sayuran dan buah-buahan, termasuk bekerja sama dengan perusahaan ritel. Misalnya seperti kelompok tani di Bandarharjo," katanya.
Dia menerangkan, kelompok pertanian perkotaan tersebut kerap menjadi rujukan jika ada perlombaan sayuran dan buah. Terutama untuk pembelian benih atau bibit tanaman.
“Kawasan agrobisnis pertanian perkotaan sudah mulai jalan. Di Purwosari, kemudian Bandarharjo, produk pupuknya juga sudah laku,” tandasnya.