:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Senin, 10 Desember 2018 | 13:04 WIB - Redaktur: Kusnadi - 922
Sumbawa Barat, InfoPublik - Festival Pesona Mantar kembali digelar. Festival yang telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya ini berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini Festival Pesona Mantar lebih menyuguhkan dan mengangkat permainan rakyat tradisional daerah, diantaranya main Pake atau Gasing, badempa atau main gerakkan kaki, main serpok atau tembak-tembakan, numbuk padi dan Sedekah Lang atau syukuran atas hasil panen.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuaten Sumbawa Barat (Kadisbudpar KSB), IGB Sumbawanto konsep ini memang sengaja dibuat sedikit berbeda dengan pelaksanaan Festival Pesona Mantar pada tahun sebelumnya, karena diharapkan adanya penguatan branding yang dimiliki oleh Desa Mantar sebagai Desa Budaya.
“Konsep ini memang berbeda, kita akan lebih banyak melibatkan masyarakat karena kita ingin agar Desa Mantar ini bisa dikenal oleh masyarakat luas sebagai Desa Budaya. Maka dari itu, rangkaian Festival Pesona Mantar akan lebih menekankan pada pagelaran budaya yang sesuai dengan potensi Desa Mantar,” tutur Sumbawanto di saat acara berlangsung, Minggu (9/12).
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan pelaksanaan upacara adat rasa syukur atas terlaksananya Festival Pesona Mantar. Dalam acara tersebut Sekda yang didampingi oleh Kadisbudpar berjalan menuju pamanto dengan diikuti oleh kurang lebih 100 orang warga yang membawa Pasaji’ di atas kepalanya.
“Biasanya pasaji’ ini merupakan bagian ritual masyarakat terkait aktivitas yang berhubungan dengan pertanian di Desa Mantar”, lanjut Sumbawanto.
Hal menarik lainnya yang diungkapkan Kadisbudpar terkait konsep Festival Pesona Mantar yang mengarah pada penguatan Mantar sebagai Desa Budaya adalah adanya penampilan tarian di area Pamanto dengan latar belakang pemandangan yang indah dari ketinggain +600 mdpl yang menampakkan pemandangan lautan dan Gili Balu’ yang juga begian dari destinasi pariwisata favorit di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Karena kita ingin menjadikan Mantar sebagai Desa Budaya, jadinya seluruh penampilan budaya akan berlangsung di pamanto dengan latar belakang pemandangan yang indah salah satunya adalah pemandangan laut dan gili balu”. Tutup Sumbawanto. (MC Sumbawa Barat/Feryal/rangga)