Pertamina Tambah Pasokan BBM ke Pulau Belitung

:


Oleh MC PROV BANGKA BELITUNG, Kamis, 22 November 2018 | 19:19 WIB - Redaktur: Juli - 656


Belitung Timur, InfoPublik - Meski Pertamina menyatakan Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Belitung sudah normal, namun kelangkaan masih terus terjadi di Kabupaten Belitung Timur. Bahkan di beberapa desa yang jauh seperti Tanjung Kelumpang dan Dukong banyak warga yang tidak bisa memperoleh BBM.

Terpantau pada Rabu (21/11/2018) sore, di SPBU 24.334.192 Desa Padang dan SPBU 24.334.81 Sungai Manggar antrean masih terus terjadi. Terlambatnya pengiriman BBM jenis Pertamax dan Pertalite membuat seluruh orang yang mengantre menyerbu stok premium. 

Antrean di SPBU Padang berlangsung tertib, masyarakat umum lebih banyak mengantre di sini. Aparat dari Polres dan Satpol PP juga turut berjaga untuk mengawasi jangan sampai masyarakat atau pengecer  yang bolak-balik mengisi BBM.

Berbeda dengan SPBU Sungai Manggar, kondisi antrean tampak semrawut, karena didominasi oleh pengecer yang tampak berebutan mengisi premium, bahkan ada yang memotong dari depan.

Penanggung jawab SPBU Padang Jumhari menyatakan, banyaknya antrean karena masyarakat hanya bisa membeli premium. Sedangkan pertalite dan pertamax belum dikirim ke SPBU Padang.

"Kalau pasokan sudah normal, sejak dua hari belakangan ini. Antrean ini karena pertamax sama pertalitenya belum datang saja, kalau datang Insyallah nanti sore tidak seramai ini," ungkap Jumhari.

Jumhari menyatakan total pasokan premium di SPBU Padang pada Rabu (21/11/2018), berjumlah 24 kilo liter, pertamax 5 kilo liter, dan pertalite 10 kilo liter.

"Antrean ini panjang karena pengecer kita larang beli di sini, setidaknya sampai berjalan normal. Makanya konsumen yang biasa beli di pengecer sekarang semua menyerbu di sini," tambahnya.

Untuk Mobil pelayanan masyarakat seperti ambulan, mobil jenazah dan pemadam kebakaran serta mobil pemerintah berplat merah lainnya, SPBU Padang memberikan kebijakan khusus. Mobil-mobil tersebut bisa langsung lewat depan, tanpa harus melalui antrean.

"Kalau itu tetap kita utamakan, mereka bisa lewat depan. Kita kan ada sudah perjanjian," ujarnya.

Pertamina Tambah Stok 104 Persen Lebih Banyak

Mengatasi kelangkaan BBM di Pulau Belitung, Pertamina terus melakukan penambahan persediaan BBM berupa produk Premium, Pertalite, Pertamax dan Solar. Sebanyak dua kapal dari Kilang Plaju dan Terminal BBM Tanjung Gerem melakukan pengiriman produk tersebut ke Jobber Pertamina Belitung yang mengangkut produk total 2.350 kiloliter untuk disalurkan ke 8 SPBU.

"Guna mengantisipasi peningkatan konsumsi BBM, Pertamina juga telah melakukan penyaluran BBM 104 persen melebihi rata-rata konsumsi harian normal yang biasanya 137 kiloliter per hari. Telah disalurkan sebanyak rata-rata 142.25 kiloliter," beber Region Manager Communication dan CSR Pertamina Sumbagsel Rifky Rachman Yusuf, Rabu (21/11/2018).

Menurut Rifky, dalam empat hari ini Pertamina telah menyalurkan sebanyak 569 kiloliter Premium. Bahkan Hari Minggu yang semula tidak ada penyaluran, Pertamina tetap melakukan pengiriman Premium sebanyak 49 kiloliter ke seluruh SPBU di Pulau Belitung.

"Pertamina bekerja optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Jobber kami operasikan 24 jam dan pada hari libur pun tetap melakukan pengiriman," ungkapnya.

Selain premium, Rifky menyatakan, Pertamina juga telah menyediakan alternatif bahan bakar dengan angka RON yang lebih tinggi, seperti Pertalite dan Pertamax.

"Pertamina mengimbau masyarakat dapat membeli BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraan saat ini. Agar mesin kendaraan lebih awet dan mengurangi emisi gas buang juga. Sudah ada Pertalite dengan RON 90 dan Pertamax RON 92 sebagai alternatif BBM yang lebih baik. Pertamina akan terus berupaya optimal untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat," kata Rifky.

Pemkab Beltim Hanya Bisa Memonitor

Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Beltim Hendri Yani menyatakan bahwa Pemkab Beltim terus memantau kondisi kelangkaan BBM yang terjadi di Kabupaten Beltim. Namun ditekankannya jika Pemkab Beltim hanya bisa sebatas melakukan monitoring ketertiban umum.

Pengawasan penyaluran BBM di tingkat Kabupaten/Kota tidak bisa lagi dilaksanakan. Ditariknya kewenangan untuk minyak dan gas bumi tersebut lantaran adanya pasal 14 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

"Koordinasi pengawasan BPH Migas yang selama ini dilakukan antara Pemda dengan BPH Migas menjadi terhenti. Kewenangan pengawasan sekarang ada Inspektur Pengawas, cuman rentangnya terlalu jauh," jelas Hendri.

Meski begitu, Pemkab Beltim tetap melakukan pemantauan ke beberapa SPBU dan APMS yang ada di Kabupaten Beltim. Tujuannya untuk memberikan laporan dan koordinasi kepada Pemerintah Provinsi dan BPH Migas tentang kondisi kelangkaan BBM yang terjadi.

"Pak Bupati melalui Sekda sudah memerintahkan Bagian Ekbang dan Satpol PP untuk terus memantau kondisi ini. Setelah hasil temuan di lapangan ini kita akan berkoordinasi dengan Provinsi dan BPH Migas serta Pertamina, aturan tentang pendistribusian itu di BPH Migas," jelasnya.

Lebih lanjut Mantan Kabag Tata Pemerintahan itu menekankan bahwa pendistribusian BBM sudah berjalan lancar. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan sampai menimbun BBM.

"Sejak dua hari ini pasokan sudah lancar, Pertamina bahkan menambah jumlah pasokan. Kita imbau masyarakat untuk tenang dan jangan sekali-sekali menimbun BBM, mengingat ada sanksi hukum akan menanti," ujarnya. (MC Babel/HK/HS)