Gali Potensi Wisata, Jejak Petualang Jelajah Rimba Way Kambas

:


Oleh MC KAB LAMPUNG TIMUR, Minggu, 11 November 2018 | 02:40 WIB - Redaktur: Juli - 770


Lampung Timur, InfoPublik -  Mengusung tema konservasi untuk kesejahteraan, Festiva Way Kambas 2018 merangkai kegiatan Jejak Petualang untuk mengenalkan pesona wisata Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Sabtu (10/11/2018).

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dalam pembukaan Festival sangat mengapresiasi kegiatan Jejak Petualang ini.

Menurutnya, dengan total kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke TNWK sebanyak 500 ribu orang di 2017, semakin memberikan semangat pihaknya dalam mengembangkan potensi wisata untuk peningkatan kunjungan turis. "Harapannya ekonomi masyarakat Lampung Timur bisa bangkit," paparnya.

Ketua koordinator Jejak Petualang Datang Cahaya Hartawan menggandeng Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Lampung, Lamtim dan Fotografer Profesional dari Bandung dan Bandar Lampung.

"Dengan jaringan di Media Sosial yang luas kami mengharapkan agar potensi wisata di Lamtim kian luas,  dan meninggalkan jejak digital untuk masa depan wisata Lampung Timur,  ujarnya.

Usai mengikuti pembukaan FWK, Tim Jejak Petualang yang berjumlah 25 orang ini beranjak ke Desa Braja Harjosari sebagai Desa Penyangga Wisata TNWK,  dengan suasana pedesaan yang telah tertata rapi untuk menjamu wisatawan mulai dari penginapan sampai jamuan, serta keramahan penduduk setempat dalam memberikan informasi tentang wisata di desa mereka.

Suhada yang menjadi pengelola Desa Wisata  ini. Mengajak Tim JP ke Camp Elephant Rescue Unit (ERU) untuk mengenalkan sisi lain dari atraksi gajah yang sering dijumpai wisatwan.

Camp ERU menyajikan wisata yang lebih menarik dengan mengajak pengunjung berinteraksi langsung dengan gajah,  seperti memberi makan,  bercanda dengan gajah dan yang paling seru yakni memandikan gajah.

"Kami sangat terkesan ketika dapat ikut memandikan gajah disini, "ungkap Citra salah satu anggota Genpi.

Kegiatan akhir acara ini ditutup dengan kunjungan ke Pasar Wedana Sukadana, yang bergaya kolosal dengan sajian suasana pasar pada masa kewedanaan sukadana.

(MC/guntari)