Taman Eden 100 Kembangkan Tanaman Endemik Merica Batak Andaliman

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Senin, 5 November 2018 | 09:35 WIB - Redaktur: Kusnadi - 925


Balige, InfoPublik - Taman Eden 100  di Lumban Rang Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, merupakan sepenggal kebesaran Tuhan di kawasan Danau Toba, menjadi situs yang merefleksikan manusia dan bumi ikhlas dalam upaya pemulihan, pelestarian, perlindungan dan pengawasan integritas ekosistem. Taman Eden 100 ini 

Hal ini dikatakan Marandus Sirait (51), Minggu (4/11) di sela-sela acara Pesta marga Si Raja Tambun di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Tobasa 

Menurut Marandus, selain upaya pemulihan, pelestarian, perlindungan dan pengawasan integritas ekosistem, Marandus Sirait juga sedang gencar-gencarnya melakukan upaya pengembangan produk-produk dari tanaman khas Batak yaitu Andaliman.

Diketahui, Andaliman adalah bumbu khas dari tanah Batak, bumbu ini sudah dikenal oleh nenek moyang orang Batak. Sebelum teknologi berkembang ditanah Batak, orang Batak bisa menikmati hidangan ikan atau daging yang masih mentah yang disebut Dengke Naniura atau Manuk Naniura.

Bumbu “Merica Batak “Andaliman berperan penting didalamnya bersama bumbu kunyit dan asam jungga. Aroma dan sensasi khas dari andaliman yang tidak dapat disamakan dengan bumbu lain di dunia, membuat makanan mentah ini menjadi nikmat," terang Marandus Sirait .

Marandus Sirait tercatat  Pengelola Taman Eden 100 ini tercatat  peraih beberapa penghargaan seperti Piala Kalpataru (Perintis Lingkungan) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2005 , Piala Wana lestari dari menteri kehutanan 2010, UGM Award 2013 dari Rektor Bapak Pratigno

Untuk masakan khas Batak ini biasa digunakan adalah masakan Arsik Ikan, jagal Naniarsik, saksang atau tango-tanggo, dan sebagai variasi sambal andaliman seperti sambal Rias dan sambal untuk daging panggang. Rasa getir atau mangintir di lidah pada saat mencicipinya dan aroma khas dari andaliman memberi kesan dan kenikmatan tersendiri.

"Pada masa kini, andaliman sudah semakin dikenal di Indonesia. Andaliman dapat digunakan untuk olahan makanan lainnya seperti Lampet, Dolung-dolung, keripik juga Sasagun. Kopi dan Teh rasa andaliman, Bubuk Andaliman dalam bentuk sackset dan botol, Sambal Andaliman Ori bentuk kemasan botol, sambal Andaliman ekstra pedas dan Kacang telur Andaliman dijual dengan harga yang bervariasi.

Saat ini, salah satu jajanan yang sangat diminati oleh masyarakat umumnya adalah martabak, sudah diproduksi menjadi Martabak dengan cita rasa Andaliman. Tidak tertutup kemungkinan rasa dan sensasi andaliman digunakan untuk olahan khas daerah lain di Indonesia dan Dunia,"tambahnya.

Marandus Sirait juga mengakui bahwa dengan terlaksananya olahan Produk Andaliman tersebut, tidak luput atas kerjasamanya dengan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) melalui Dana CD.

Ini adalah Atas kerjasama Taman Eden 100 dengan PT. TPL. Dimana sebelumnya TPL sudah memberikan Bantuan berupa bibit Andaliman sebanyak dua puluh Ribu Batang . Sebagian sudah ditanam di kawasan Taman Eden dan sebagiannya diberikan kepada masyarakat khususnya kecamatan lumban Julu.

“Nanti akan ada lagi bantuan berupa mesin pengolah produk Andaliman juga dari CD PT. TPL. Saya sangat berterimakasih atas kerjasama tersebut. Mudah-mudahan hasil produk Andaliman ini bisa berkembang di seluruh Indonesia," sebut Marandus Sirait. (MC Tobasa os/rik)