:
Oleh MC KAB JEPARA, Rabu, 31 Oktober 2018 | 17:01 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 430
Jepara, InfoPublik - Pondok pesantren (ponpes) harus memperkaya perannya menjadi lebih besar, yaitu sebagai motor penggerak sektor ekonomi domestik melalui agribisnis terpadu. Pesantren juga harus mampu mencetak entrepreneur berbakat yang tidak hanya bisa berdakwah kepada umat namun, mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing tinggi.
Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Selasa (30/10/2018) saat sarasehan pengembangan agribisnis berbasis pesantren, di Ponpes Al-Haromain, Desa Rajekwesi, Kecamatan Mayong, Jepara.
Kepada para pengurus pondok se-eks Karesidenan Pati, Wagub sempat berdialog membahas sejumlah strategi membangun kemandirian pesantren. “Membanggakan kalau semua ponpes punya usaha ekonomi produktif yang maju dan berhasil,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.
Dikatakan, salah satunya bentuk ikhtiar tersebut yakni dengan kegiatan pertanian berdikari berbasis pesantren. Program ini, kata dia, bisa menjadi pondasi berdirinya ekonomi mandiri sebuah ponpes. Sektor pertanian misalnya, potensi bisnisnya bukan hanya dari sisi mengelola lahan sehingga produksi bagus dan melimpah (on farm). Tetapi terdapat potensi lain yang prospektif untuk dikembangkan, dengan melakukan pengolahan komoditas agar meningkatkan nilai jual (off farm).
“Seperti halnya panen padi, tidak serta merta harus dijual gabah. Tapi diselepke dulu agar bisa dijual beras, atau kemudian beras dikemas menarik seperti beras premium. Bisa pula diolah menjadi tepung beras,” urai Wagub Jateng.
Sedangkan untuk pemasarannya, masyarakat Jateng juga telah mempunyai aplikasi dalam jaringan (daring) bernama “Regopantes”. Dengan aplikasi ini, maka produk pertanian akan mendapat harga yang pantas untuk semua pihak.
Dalam kunjungannya, Gus Yasin disambut Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono beserta jajaran pejabat di Pemprov Jeteng, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi beserta pejabat terkait di lingkungan Pemkab Jepara, pembina dan pengurus Komunitas Masyarakat Pondok Pesantren Indonesia (KMPI), ketua yayasan Al-Haromain Haizul Ma'arif beserta pengurus dan santri ponpesnya.
Bupati Jepara menegaskan, bahwa ponpes zaman sekarang dituntut bisa memunculkan unit usaha ekonomi didalam lingkunganya. Unit usaha diharapkan mampu menyokong kebutuhan keuangan pondok, dan tidak hanya bergantung dari donatur maupun sumbangan wali santri. “Kemandirian pesantren dan semangat ekonomi itu bisa menghidupi dirinya sendiri tidak selalu bergantung dengan proposal, proposal, dan proposal,” tegas Marzuqi.
Sementara itu, Sekda Provinsi Jateng, Sri Puryono mengatakan pemerintah akan terus berkomitmen melaksanakan program pertanian terpadu berbasis pesantren. Disampaikannya, pemerintah akan selalu memberikan stimulus pada kegiatan pengembangan pertanian, perikanan, maupun peternakan kepada pondok-pondok, serta pengembangan di sektor hilir yang berupa pengolahan hasil.
Masih dalam kesempatan yang sama, Haizul Ma’arif menyebut program pertanian terpadu berbasis pesantren dari Pemprov Jateng sebagai jihad ekonomi pesantren di masa kini. Program tersebut, dipandangnya sangat penting. Mengingat, sangat membantu kemandirian dan pengembangan pesantren. “kita ingin ponpes maju, bukan hanya dibidang keilmuan ngaji kitab kuning saja. Tapi kita ingin ponpes mampu mandiri secara ekonomi,” ujar Gus Haiz, sapaan akrabnya.
Semakin dipercayanya ponpes sebagai institusi pendidikan karakter anak yang beriman dan bertakwa, sudah selayaknya pesantren untuk mandiri. Ponpes harus ditompang oleh unit usaha ekonomi pesantren, sehingga tidak terlalu menggantungkan bantuan dana dari pihak luar. (DiskominfoJepara/AchPr/TR)