Desa Blimbingrejo Dicanangkan sebagai Sentra Gebyok Ukir Jepara

:


Oleh MC KAB JEPARA, Rabu, 31 Oktober 2018 | 08:58 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Jepara, InfoPublik - Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, Selasa (30/10), mencanangkan Desa Blimbingrejo, Kecamatan Nalumsari, sebagai sentra gebyok ukir di Kabupaten Jepara.

Saat mengunjungi desa di dekat perbatasan dengan Kabupaten Kudus itu, bupati didampingi para pimpinan organisasi perangkat daerah. Hadir pula anggota forum koordinasi pimpinan kecamatan setempat.

Pencanangan ini disambut sukacita pelaku usaha di desa tersebut. Karena bisa menjadi momentum untuk meningkatkan promosi kerajinan tersebut.

Petinggi Blimbingrejo Sutoyo mengatakan, di desanya terdapat 126 perajin ukir gebyok berbahan kayu jati. Dengan jumlah itu, terdapat ratusan tenaga kerja yang hampir semuanya warga setempat.

Semula pasar gebyok ini hanya berada di Bali. Lalu terdapat penerimaan pasar di luar Bali. Selanjutnya lonjakan permintaan pasar terjadi lagi, sejak dibangun gerbang identitas sentra gebyok, di Desa Tunggulpandean, Kecamatan Nalumsari, oleh Pemkab Jepara setahun lalu.

Penempatan di lokasi ini karena merupakan pintu masuk ke desa Blimbingrejo. Gerbang selamat datang hanya berjarak sekitar 300 meter sebelah barat tugu macan kurung, di dekat perbatasan Jepara – Kudus.

Camat Nalumsari Muh Taksin mengatakan, dari seluruh perajin di desa ini, setidaknya ada kiriman gebyok ke berbagai daerah sebanyak satu truk per hari.  “Saya perkirakan sekitar 20 set per truk,” kata camat.

Kepala Disperindag Ratib Zaini mengatakan, Desa Blimbingrejo merupakan desa kesepuluh yang ditetapkan sebagai sentra kerajinan di Jepara. Sebelumnya ada sentra patung Mulyoharjo, sentra relief Senenan, dan sejumlah sentra lain.

Dari desa ini, setiap bulan, setidaknya terdapat 600-an set gebyok yang terjual ke luar. Selain ke Bali, pasar lokal industri ini di antaranya ke Purwodadi, Semarang, dan Solo.

Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan, pencanangan ini menjadi bagian dari upaya mempertahankan budaya ukir di Jepara. Dia meminta warga terus menekuni dan mengembangkan usaha gebyok ukir berbahan kayu jati ini. “Mari kita jaga agar produk budaya ini, agar tidak diklaim orang lain,” katanya.

Dia mencontohkan adanya permintaan tertulis dari Malaysia yang berisi pengiriman tenaga ahli ukir dari Jepara ke negara tersebut. Setelahnya, salah satu menteri dari negara tersebut datang ke Jepara.

“Tapi tetap kami tolak. Kalau warga mereka datang belajar ke Jepara, silakan,” tandasnya. (DiskominfoJepara/Sulismanto/Kus)