:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 19 Oktober 2018 | 17:11 WIB - Redaktur: Tobari - 452
Sumbawa Barat. InfoPublik - Presiden Joko Widodo bersama rombongan Menteri Kabinet Kerja RI mengunjungi Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (18/10). Kunjungan tersebut dalam rangka penyerahan buku tabungan bantuan dana stimulan kepada warga korban gempa bumi.
Presiden datang menggunakan Hellikopter TNI AU H3204 dari Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok dan mendarat di area Masjid Agung Darussalam KTC.
Kedatangan Presiden bersama istri Hj. Iriana Joko Widodo tersebut juga didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjono, Kapolri Jendral Polisi Titto Karnavian, M.A.,Ph.D, Gubernur NTB Drs. Zulkiflimansyah, M.M, Danrem 162/Wira Bhakti, Kapolda NTB, dan Destrasi Forum Komunikasi Nusa Tenggara Barat.
Dalam sambutan penerimaannya, Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H W Musyafirin, M.M mengucapkan terimakasih atas kedatangan Presiden bersama jajarannya.
Bupati juga menjelaskan beberapa pencapaian tentang penanganan pasca gempa bumi di KSB yang dilakukan secara ikhlas jujur dan sungguh-sungguh (IJS).
“Masyarakat KSB telah bersatu padu dalam melakukan berbagai upaya percepatan rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur dasar dan rumah terdampak Gempa,” tutur Bupati.
Jumlah rumah warga yang terdampak gempa di KSB, kata Bupati, yang telah diverifikasi adalah 18.375 unit terdiri dari 1.249 rusak berat, 4.376 rusak sedang dan 12.691 rusak ringan, semua ini sudah terdistribusi ke dalam 193 pokmas plus.
Pokmas plus tersebut adalah sinergi antara juklak BNPB dengan Peraturan Pemerintah Daerah KSB no. 3 th 2016 tentang program Daerah KSB.
Perda ini bertujuan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat yang telah terbagi ke 193 kelompok masyarakat secara permanen menurut blok area / pliuk dimana setiap blok area terdiri dari 150-200 jumlah rumah tangga dengan dikawal 3 orang agen gotong royong serta dibantu dengan babinsa dan babinkamtibmas.
Walaupun uang bantuan sudah masuk ke BPBD tanggal 16 september 2018 lalu, tetapi karena prosedur Pokmas yang cukup rumit menyebabkan uang yang ada di Bank belum bisa dimanfaatkan.
Tetapi dengan arahan Presiden pada tanggal 15 Oktober Senin kemarin hanya dengan 1 lembar rekomendasi permohonan, seluruh rek individu mulai kemarin sudah bisa dipindah bukukan ke seluruh rekening pokmas yang akan digunakan untuk belanja material, kata Bupati.
Hingga saat ini Progres pengerjaan bangunan telah mencapai kurang lebih antara 30-80 % yaitu sebanyak 239 unit rumah konvensional, 11 unit rumah kayu, dan 3 unit rumah Risha.
Disamping itu, ada juga 18 unit rumah yang tidak masuk tahap pertama, tetapi progresnya sudah di atas 60%. Dalam proses pembangunan tersebut para warga mendapat pendampingan langsung dari tim fasilitator yang disediakan oleh Kementerian PUPR.
Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam laporannya mengatakan bahwa jumlah rumah rusak di KSB pada tahap pertama adalah 346 unit, 651 unit rusak sedang dan 1.084 rusak ringan.
Sementara untuk tahap berikutnya, yang akan dibangun adalah sebanyak 450 unit rusak berat, 1.318 rusak sedang, dan 2.070 unit rusak ringan. “Kami akan berupaya mencairkan dengan berupaya berkoordinasi dengan menteri keuangan,” ucap Willem.
Untuk Kabupaten Sumbawa, ada 98 Pokmas yang akan menangani rumah rusak yakni 151 unit rusak berat, 327 rusak sedang dan 598 rusak ringan. Untuk berikutnya pembangunan di Sumbawa dan KSB akan dilakukan secara bertahap.
Dalam waktu yang bersamaan, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia berada di lingkaran cincin api, memiliki banyak gunung api serta berada di sekitar alur garis lempeng bumi. Di NTB ini bukan gempa besar pertama tetapi pernah terjadi juga pada tahun 78 dan beberapa gempa lainnya.
“Kita harus sadari bahwa kita memiliki sejarah ujian yang diberikan kepada bangsa kita. Dari tsunami yang ada di Aceh, gempa di Padang, kemudian gempa di Jogya, gempa di NTB, dan gempa bumi-tsunami di Palu, Donggala. Marilah kita sama-sama menyelesaikan problem ini, terutama di NTB dan Sulawesi Tengah,” kata Jokowi.
Pasca terjadinya Gempa, Pemerintah harus menyiapkan dana yang banyak untuk penanganan dan rekonstruksi. Oleh karena dana yang akan dialokasikan berjumlah besar maka Pemerintah memberikan dana kepada warga melalui buku rekening sehingga nantinya akan ada pertanggung jawaban dari penggunaan dana tersebut.
Karena dana yang akan dikucurkan mencapai triliunan, oleh sebab itu penggunaan anggaran tersebut harus dipertanggung jawabkan oleh Menteri, BNPB, Gubernur dan Bupati.
Tetapi untuk mencairkan dana tersebut harus melewati 17 prosedur yang sangat ruwet, sehingga dari 17 prosedur tersebut dipangkas menjadi satu prosedur.
“Minggu lalu kita rapatkan lagi, kita putuskan pencairan dana tersebut menjadi satu prosedur sehingga memudahkan masyarakat dalam mencairkannya bersama dengan pokmas disini,” kata Jokowi.
Jokowi juga berharap nantinya apabila dicek benar-benar sudah bisa dicairkan atau tidak agar uang itu bisa segera digunakan untuk membangun rumah.
Karena sudah menjadi pengalaman pada saat Gempa di Jogja uangnya tidak dipakai untuk membangun rumah, tetapi digunakan untuk keperluan lainnya, itulah sebabnya kenapa dibentuk Pokmas, agar lebih terarah dan uangnya bisa digunakan membangun rumah tahan gempa.
Bencana di Indonesia terus terjadi sehingga pemerintah harus mengatur keuangannya agar tahap tahapan selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Untuk yang belum cair, Jokowi meminta warga tetap bersabar karena ini adalah pekerjaan besar, kemudian bangunan yang rusak juga bukan hanya rumah, tetapi ada bangunan lain yang juga menjadi prioritas seperti sekolah dan RSU. Untuk di NTB sebanyak 830 unit sekolah ambruk, 334 rumah ibadah, 61 unit Puskesmas dan RSU dan 12 unit pasar.
“Banyak sekali yang harus kita kerjakan hingga kita harus mengelola dan menata yang mana yang didahulukan, apakah sekolahnya dulu apa rumah sakitnya dulu, dua-duanya juga membutuhkan anggaran,” jelas Jokowi. Sekolah yang baru selsai tahap rekonstruksi adalah 44 unit sekolah.
Sebelum mengunjungi lokasi rekonstruksi rumah warga di Jembatan Kembar Kecamatan Poto Tano dan Kecamatan Seteluk, Jokowi menyerahkan secara simbolis bantuan stimulan kepada empat orang korban.
Yakni Umar Shihab dari kecamatan Seteluk, Suparman dari Kecamatan Poto Tano KSB, Ambo dari Kecamatan Buer Kabupaten Sumbawa, dan Mardiana dari Kecamatan Buer Kabupaten Sumbawa. (MC Sumbawa Barat/Feryal/Fitri/tifa. Dok. Rangga/toeb)