Ritual “Nundang Padi” Iven Lima Tahunan Warisan Leluhur

:


Oleh MC KAB BENGKULU SELATAN, Senin, 15 Oktober 2018 | 16:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Bengkulu Selatan, InfoPublik - "Nundang Padi" atau ritual adat guna memuliakan benih padi bagi kalangan petani di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, menjadikan agenda wajib mereka sebelum melakukan penanaman padi.

Kegiatan "Nundang Padi" tersebut dilaksanakan oleh petani yang ada di Desa Selali, Kecamatan Pino Raya. Ritual adat ini dilakukan sesaat memasuki musim tanam. Event ini diadakan setiap lima tahun sekali.

"Kegiatan ini menyuguhkan berbagai atraksi kesenian tradisional dan makanan lokal. Tahun ini digelar pada 13, 14 dan 15 Oktober, hari ini rangkaian penutupan," ujar Ketua Panitia Nundang Padi, Mislanudin saat pelaksanaan acara ritual adat, Senin, (15/10).

Adapun ritual adat ini kata dia, pada hari pertama lalu diisi dengan menampilkan tiga tarian tradisional antara lain tari pedang, tari bubu, dan tari kain panjang. Sedangkan untuk malam harinya ada seni dendang dan tari gegerit.

Pada hari kedua pada siang harinya, disuguhkan pembacaan kitab sarapal anam, tari andun dan tari menampi beras. Kemudian pada malam harinya diisi dengan penampilan seni dendang sebagai simbol persatuan dan kesatuan, serta kegembiraan rakyat.

"Untuk seni dendang, acara ini dimulai selepas shalat Isya dan berlangsung hingga dini hari karena menampilkan banyak tarian tradisional,"ujarnya.

Sedangkan pada hari ini (15/10) terakhir, merupakan prosesi inti dari ritual adat Nundang Padi, yakni mencuci benih padi menggunakan darah kerbau yang disembelih untuk kemudian membagikannya kepada masyarakat.

"Esensi dari mencampur benih padi dengan darah kerbau adalah penyatuan antara kerja keras dan kekuatan alam menjadi sumber penghidupan masyarakat. Benih inilah yang nantinya akan ditanam di seluruh areal persawahan di Desa Selali," ujar Mislanudin.

Ritual adat Nundang Padi yang ada di Desa Selali itu sendiri, merupakan warisan budaya dari Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibawa oleh Raja Mangkuto Alam saat melakukan ekspedisi ke Bengkulu Selatan pada abad 15 lalu.

Sementara itu Plt Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengharapkan pelaksanaan ritual adat sebelum musim tanam padi itu nantinya menjadi ajang promosi daerah itu lokasi tujuan wisata lingkungan, agroturisme, ekoturisme.

"Kita harapkan melalui adat tradisi seperti ritual Nundang Padi akan menarik banyak wisatawan, karena atraksi budaya semacam ini dapat memberikan pengetahuan baru terutama bagi kalangan melenial," tuturnya. (Mc.BengkuluSelatan/AP/Eyv)