:
Oleh MC KAB LAMPUNG TIMUR, Senin, 8 Oktober 2018 | 11:12 WIB - Redaktur: Kusnadi - 6K
Mataram Baru, InfoPublik - Petani Desa Way Areng, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, sedang bergairah dengan datangnya masa panen buah Golden Melon yang berkualitas ekspor.
Golden Melon sebutan dari mas Agus Efendi, sang petani yang berasal dari desa Way Areng, Kecamatan Mataram Baru, ini menyatakan bahwa tanaman yang dia tanam di atas tanah seluas 750 meter persegi ini adalah bukan melon biasa, karena sangat jarang dibudidayakan di Lampung Timur bahkan di kawasan Lampung ini.
"Sebenarnya luas yang kami tanami hampir 1,5 hektar, yaitu terdiri dari buah jenis golden melon ini dan sisanya buah melon pada umumnya yang terdapat di pasaran," kata Agus di sela sela istirahatnya.
Dikatakannya juga, bahwa untuk menanam jenis golden melon tersebut dalam 3/4 hektarnya bisa ditanami 5400 bibit, dan perbatang bibitnya nanti hanya mampu memberikan 3 biji buah melon dengan rata rata berat 1,5 kg agar hasilnya bisa maksimal, dan membutuhkan waktu sekitar 75 hari di mulai masa tanam hingga panen tiba.
Khusus untuk tanaman Golden melonnya biaya yang harus dikeluarkan hingga awal sampai akhir sang petani bisa merogoh modal hampir Rp100 juta.
"Saya kan hanya mengelola saja mas dan pemodal utamanya pak Mulyadi, dia itu yang jadi juragannya, dari penyewaan lahan, pembuatan sumur untuk pengairan dan lain lain," terang Agus sembari tersenyum.
Agus mengungkapkan bahwa jenis buah melon seperti ini sangat langka orang berani menananmnya, selain membutuhkan modal yang sangat banyak, perawatannya pun tergolong sulit, karena harus di perlakukan sistem semi organik, juga sangat membutuhkan ketelitian, kejelian dari orang orang khusus yang sudah mengerti di bidangnya.
"Alhamdulilah sepertinya resiko gagal panen sangat kecil, karena penyakit yang di alami tanaman tersebut minim, dan kami berharap 14 hari lagi kami siap panen," paparnya kepada tim peliput, Minggu (07/10).
"Insya Alloh target panen kami di atas 25 ton tercapai dan untuk pemasarannya, pengusaha dari Jakarta siap menampung, bahkan akan datang sendiri ke lokasi. Dengan harga jual yang bisa mencapai Rp10.000 per kilo maka bisa di peroleh hasil penjualan sebesar Rp. 250 juta. Selain pangsa pasar lokal, buah ini juga sudah mulai siap diekspor untuk memenuhi kebutuhan di luar negeri," pungkasnya.(Andono&Putri/gun/Kus)