:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Kamis, 27 September 2018 | 17:30 WIB - Redaktur: Tobari - 394
Semarang, InfoPublik - Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang bersama Satlantas Polrestabes Semarang menggelar uji emisi dan pemeriksaan kelengkapa armada bus di halte Simpanglima Semarang, Kamis (27/9).
Setelah 20 menit berselang, sebanyak 9 kendaraan Bus Trans Semarang dari berbagai rute diperiksa. Dua di antaranya dinyatakan Plt Kepala BLU Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, melebihi batas emisi yakni 50%.
"Ada dua armada yang emisinya di atas ambang batas, yaitu 50% tingkat kepekatannya. Bahkan ada satu armada yang tingkat kepekatan emisinya mencapai 93%," jelasnya.
Sehingga Ade menjelaskan kemungkinan ada sesuatu yang tidak beres di permesinan, dalam hal ini sepertinya ada setting bahan bakar yang kurang pas. Karenanya hal tersebut menjadi perhatian, bahwa masih ada PR (pekerjaan rumah) yang besar terkait dengan kualitas udara di Kota Semarang.
"Konsen dari kita bahwa percontohan dimulai dari kendaraan pemerintah, dengan moda transportasi ini," ujarnya yang menyayangkan saat masih menemukan adanya kendaraan tidak lolos uji emisi.
Kedua kendaraan yang tidak lolos uji emisi itu merupakan bis koridor 3, dengan nomor lambung 004 dan 015. Hal tersebut nampaknya dikarenakan koridor 3 merupakan bis trans yang paling tua, sehingga usia bis dan mesin yang sudah mendekati ambang batas.
"Jadi bis dengan rute Pelabuhan - Elizabeth ini sudah mulai dari tahun 2014, sehingga tahun depan sudah harus peremajaan," lanjutnya.
Ade menyebut itu sesuai dengan aturan, bis trans sedang harus dilakukan peremajaan selepas 5 tahun dan bis besar dengan kurun waktu 8 tahun.
Kedua armada yang tidak lolos uji tersebut akan dihentikan dan digantikan armada cadangan untuk operasional. Selanjutnya setelah nanti dicek dan dinyatakan lolos, baru boleh beroperasional kembali.
Sesuai dengan kontrak, ketika ada armada tidak layak jalan namun tetap dijalankan maka ada sanksi-sanksi bagi operator. "Entah nanti ada pemotongan trip atau seperti apa, kita akan tinjau," paparnya.
Untuk tahun ini, data yang dimilikinya menyebut bahwa angka keluhan dari masyarakat turun jauh terkait emisi kendaraam.
"Tahun ini kami hanya ada 10 laporan masuk, dibandingkan dalam kurun waktu yang sama, maka jauh di bawah tahun lalu yang pada bulan September 2017 mencapai 66 laporan," ujarnya. (Semarang/toeb)