Pemkab Jepara Bentuk Forum WPA di Tingkat Desa

:


Oleh MC KAB JEPARA, Rabu, 29 Agustus 2018 | 08:48 WIB - Redaktur: Kusnadi - 664


Jepara, InfoPublik - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara membentuk forum Warga Peduli HIV AIDS hingga tingkat desa. Hal ini sebagaimana dibentuk di Desa Balong, Kecamatan Kembang pada, Selasa (28/8) pagi. Forum WPA ini akan bertugas untuk melakukan identifikasi potensi risiko HIV/AIDS di wilayah masing-masing.

“Kecenderungan persebaran penyakit HIV/AIDS ini, tidak hanya di wilayah perkotaan, namun juga banyak ditemukan di wilayah pedesaan,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), DKK Jepara, dr. M. Fakhruddin dihadapan para calon WPA.

Tahun ini, ia menargetkan 50 persen desa/kelurahan yang ada di Jepara, sudah terbentuk forum WPA. Sedangkan untuk tahun 2019, semua desa yang ada di Jepara sudah memiliki forum ini. “Saat ini kami sudah bergerak terus, tiap minggu lebih dari dua desa kami datangi,” tuturnya.

Selain Desa Balong, untuk Kecamatan Kembang yang sudah dibentuk sebelumnya yaitu, Desa Tubanan dan Pendem. Pihaknya sengaja, menyisir ke wilayah yang berpotensi atau memiliki risiko tinggi penyebaran HIV/AIDS di Jepara.

Pembentukan forum tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan angka kasus AIDS dan HIV di Kabupaten Jepara. Dikatakan, untuk tahun ini saja, hingga bulan Juni 2018, terdapat 81 kasus HIV/AIDS di Jepara dengan korban meninggal sebanyak 5 orang.

Dari sisi pemeriksaan Voluntary Counselling and Tasting (VCT), saat ini semua Puskesmas sudah bisa melakukannya. Sehingga tidak ada kesulitan lagi, bagi masyarakat untuk memeriksaan kondisi tubuhnya.

Namun, terkait dengan pengobatan, saat ini baru lima titik yang menyediakan, yaitu RSU Kartini, Puskesmas Donorojo, Bangsri I, Mlonggo dan Pecangaan. Ia berharap, tahun depan semua Puskesmas sudah memiliki fasilitas untuk melakukan pengobatan. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi masyarakat, dengan alasan jarak.

“Harapannya kita bergerak menemukan, konsekwensinya akan mempermudah akses pengobatan. Jangan sampai ada orang yang tidak mau berobat karena faktor jarak,” kata dia.

Dalam pembentukan forum tersebut, semua pihak berkepentingan dilibatakan, sehingga peran aktif dalam upaya pencegahan HIV AIDS bisa optimal. Mereka yang dianggap berkepentingan tersebut di antaranya adalah dari unsur tokoh masyarakat, penegak hukum dan keamanan, serta ulama.

Sementara itu, tugas utama dari forum WPA ini, yaitu melakukan identifikasi potensi risiko HIV/AIDS, melakukan akses informasi dan layanan (penyuluhan, fasilitasi pencegahan, test dan konseling HIV, dll), terakhir adalah zero stigma dan diskriminasi. “Silahkan didata, yang memiliki risiko dan laporkan kepada bidna desa,” tuturnya (DiskominfoJpr/Dian/Kus).