Bongkarlah Penjara Stigma

:


Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Selasa, 22 Mei 2018 | 07:58 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 842


Ambon, InfoPublik - Dalam banyak hal, orang lemah mengalami beban ganda. Secara sosial, statusnya ditempatkan di bawah. Secara ekonomi, dikategorikan miskin; meskipun mereka sebenarnya pemilik sah atas tanah, air dan hutannya. Secara imaniah, mereka dijadikan obyek yang perlu dibina atau dibimbing, padahal spiritualitas mereka jauh lebih mendalam, jujur, tulus.

Perempuan dan anak lebih-lebih mengalami beban ganda tersebut. Tanpa sadar kita yang melanggengkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan sosial.

Pdt. Elifas Tomix Maspaitella (Sekretaris Umum Majelis Pekerja Harian Sinode GPM) bersyukur, diundang dan dapat hadir dalam Dialog Publik Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon bertajuk "Menjaga Keutuhan NKRI dari Ancaman dan Bahaya Terorisme" (21/5), kampus Universitas Daru Salam - UNIDAR di Wara, Ambon. Dalam kondisi berbangsa beberapa waktu belakangan ini, HMI sebagai elemen pemuda bangsa terus menjalankan tugas untuk merespon dan membina pemuda guna merawat kehidupan bangsa Indonesia.

Narasumber Dialog Publik adalah Kapolda Maluku yang diwakili, Ridwan. Bugis, SH (Kanwil Agama Provinsi Maluku), Pdt. Elifas Tomix Maspaitella ( Sekum MPH Sinode GPM), dan moderator yang dipimpin oleh Fahrudin Tokmadoran.

Sekum MPH Sinode GPM bersyukur karena bisa berbuka puasa bersama untuk pertama kalinya di tahun ini. Sebagai Pendeta, ini adalah suatu bukti bahwa kita terus mengembangkan teologi pluralis-inklusif.

Stigma Itu Harus Diakhiri

Rasa syukur yang tak terhingga sebenarnya karena dalam Dialog itu, Silvi Putri Yanti, Nona bercadar, Mahasiswi FISIP UNPATTI, berujar "saya cinta Maluku yang damai. Dan jangan ada yang menganggap bahwa kami yang bercadar ini teroris". Silvi sebenarnya hendak berteriak bahwa ia tidak mau disandra dalam stigmatisasi 'cadar'. Ia adalah representasi dari perempuan-perempuan muslim yang menjalankan salah satu sunnah. Itu bukan pilihan melainkan sebuah jalan yang membuat keberagamaan indah dalam keragaman.

Pdt. Elifas Tomix Maspaitella memintanya berfoto bersama, dan dia berkata "harus biking palungku (mengepal), bapa Pendeta, karena kita pemuda". Maspaitella menangkap kobaran protes itu pada nada suaranya yang tegas.

Silvi, kesediaannya berbagi dan teriakannya mengingatkan kita bahwa di jalan agama, kita tidak memilih arah, tetapi harus berjalan pada jalan yang baik dan bersama semua saudara.Nona bercadar merah muda asal Padang ini telah menyejukkan khazanah keagamaan.Selamat berpuasa saudaraku bercadar merah muda.(MC.GPM/Eyv)