:
Oleh MC Gereja Protestan Maluku, Senin, 12 Februari 2018 | 17:30 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 971
Maluku, InfoPublik - Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa berakhir pada Minggu (11/2) setelah berlangsung sejak tanggal 8 Februari 2018 lalu, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kegiatan lintas agama ini digagas oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin.
Musyawarah yang mengambil tema "Rukun dan Bersatu Kita Maju" ini diketua oleh Jacklevyn Manuputty.
Ada enam hasil rumusan Pandangan dan Sikap Umat Beragama tentang Etika Kerukunan Antar Umat Beragama yang diambil dan disepakati musyawarah. Pertama, setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.
Kedua, setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling menghormati.
Ketiga, setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa.
Keempat, setiap pemeluk agama tidak memandang agama orang lain dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain.
Kelima, setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin/akidah/keyakinan dan praktik peribadatan agama lain.
Dan yang terakhir, setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak menggangu kerukunan antar umat beragama.
Dari sejumlah peserta yang hadir, terdapat beberapa peserta dari kota Ambon, yakni: Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGIW) Maluku Pdt. John. Ruhulessin, Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pdt. A.J.S. Werinussa, serta Direktur Lembaga Antar Iman Abidin Wakano yang mewakili tokoh agama Islam dari Maluku.
Kehadiran mereka turut mengonfirmasi bahwa masyarakat Maluku dari berbagai agama, cinta terhadap Indonesia dan sedia selalu untuk menyuarakan suara perdamaian dari Maluku bagi Indonesia yang aman dan sejahtera.
Semoga persoalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di bangsa ini dapat ditangani dengan bijaksana oleh aparatur pemerintah Indonesia, termasuk tokoh-tokoh agama, dan seluruh masyarakat.
"Atas dasar inilah Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa ini kita selenggarakan bersama, dari umat, oleh umat dan untuk bangsa. Kita harus meyakini kekuatan dialog, dan kita harus meyakini bahwa jika kita rukun dan bersatu, kita akan maju," ujar Din Syamsuddin saat membuka Musyawarah, Kamis (8/2) lalu.(MC. Gereja Protestan Maluku/TR)