Personel Damkar Harus Punya “Passion”

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 31 Januari 2018 | 08:47 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Boyolali, InfoPublik – Seperti profesi lainnya, mengabdi sebagai petugas pemadam kebakaran (damkar) pun perlu passion. Pasalnya, tanggung jawab dan resiko pekerjaan yang dihadapi petugas damkar sangat berat. 

Ada kisah unik yang diingat oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat bertemu dengan anak-anak. Umumnya, anak-anak mengatakan ingin menjadi dokter atau insinyur ketika ditanya profesi apa yang mereka idamkan ketika dewasa.

Namun, ada salah seorang anak laki-laki yang menurut Ganjar jawabannya anti mainstream. Dengan penuh semangat, anak laki-laki itu mengutarakan ingin menjadi petugas damkar.

“Saya bertemu dengan anak kecil. Dia atraktif sekali. Bapaknya orang berada. Saat saya tanya besok dia mau jadi apa, dia jawab saya mau jadi tim pemadam kebakaran. Dia punya passion,” cerita orang nomor satu di Jawa Tengah itu saat menghadiri Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas Personel Damkar se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan, Selasa (30/1).

Ganjar menjelaskan, passion akan memotivasi petugas damkar untuk meningkatkan kompetensi diri. Tidak hanya menguasai teknik memadamkan api, tapi juga mampu menganalisis potensi-potensi kebakaran yang bisa timbul di sekitarnya. Dengan analisis data tersebut, mereka bisa memberikan masukan kepasa pemerintan mengenai upaya pencegahan kebakaran.

“Dengan data yang dimiliki oleh teman-teman damkar, bisa disajikan bahwa kebakaran itu bisa terjadi di sini atau sini. Terjadinya biasanya pada bulan-bulan ini. Penyebabnya bisa karena konslet listrik, kompor meleduk atau lainnya. Kalau jawabannya bisa dianalisis, itu bisa dibuat regulasi. Kita harus ketat untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran,” tegasnya.

Mantan anggota DPR RI itu berpesan agar petugas damkar bekerja secara maksimal untuk melindungi masyarakat. Mereka ditantang untuk melakukan langkah-langkah cermat mengantisipasi potensi kebakaran. Misalnya dengan cara mengaudit kelayakan aliran listrik di pasar, termasuk memanfaatkan teknologi yang membantu mereka ketika melakukan penyelamatan saat terjadi kebakaran.

Bagaimana pun, imbuhnya, kehadiran petugas damkar sangat ditunggu masyarakat. Warga merasa nyaman saat berada di dekat mereka yang berpakaian dinas damkar.

“Sudah pernah simulasi kebakaran di gedung paling tinggi di Solo ini? Atau kita bisa gunakan teknologi? Pernah nggak kita terpikirkan untuk mengaudit pasar? Bagaimana aliran listriknya? Bagaimana sistemnya kalau terjadi kebakaran? Karena Bapak/ Ibu punya kemampuan itu. Anda yang paling kompeten,” pungkasnya.(MC Prov Jateng/Kus)