:
Oleh MC Gereja Protestan Maluku, Senin, 11 September 2017 | 11:32 WIB - Redaktur: Kusnadi - 3K
Ambon, InfoPublik – Jemaat GPM Eden Kudamati melaksanakan ibadah syukur HUT ke-82 Gereja Protestan Maluku (GPM) di Gedung Serba Guna Jemaat GPM Eden Kudamati, Klasis Pulau Ambon, Jumat (8/9) pekan lalu. Rangkaian ibadah syukur itu dibaluti dengan nuansa etnik Maluku dan Maluku Utara yang sangat kental.
Nuansa etnik yang ditampilkan bukan hanya menggambarkan wilayah pelayanan GPM, tetapi juga menegaskan GPM sebagai Gereja Orang Basudara.
Ketua Majelis Jemaat GPM Eden Kudamati, Pdt. Ny. F. Lailossa/P., S.Th., dalam sambutannya mengatakan, GPM sampai pada usia ke-82, adalah karena penyertaan Tuhan. Sekalipun dalam perkembangannya begitu banyak tantangan dan ancaman, namun semua itu membuat seluruh pelayan dan umat GPM terus berbenah.
Menurut Lailossa, momentum HUT ke-82 GPM menjadi instropeksi sekaligus spirit dan nilai bersama untuk membangun persekutuan di tengah keragaman dalam sikap saling peduli.
Ibadah syukur ini dipimpin oleh pelayan firman Pdt. DR. John Chr. Ruhulessin, M.Si. Dalam khotbahnya, Ruhulessin mengungkapkan bahwa Gereja bertumbuh karena kuasa Tuhan.
“Usia 82 seharusnya membuat kita semakin bertumbuh dalam iman untuk mengabarkan injil keselamatan Allah,” ujar Ruhulessin.
Ruhulessin mengulas khotbahnya yang didasari pada Yohanes 2:1-11 dan Matius 18:12-14 mengatakan, Gereja harus bertumbuh bukan hanya bertambah. Dengan bertumbuh, gereja menjadi saksi dan mengerjakan karya Allah di tengah dunia.
Kekristenan bukan hanya menampakkan fisik dari luar, tetapi juga keteladanan yang harus diwujudkan. Sebab Tuhan sangat peduli kepada yang miskin, tercecer, tersesat dan lain-lain.
Maka demikian gereja juga harus memberikan warna dalam pelayanannya dan juga tidak membuat domba-domba semakin tersesat. Sebagaimana Yesus menjadi berarti bagi gereja, demikian juga gereja harus menjadi berarti bagi dunia, tandas Ruhulesain.
Sebelum puncak perayaan HUT ke-82 GPM di Jemaat Eden Kudamati, sejak tanggal 1 September 2017 rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain karnaval anak dengan tema GPM Tempo Dolo, Gerak Jalan Cepat, Goyang Mogi dan Lomba Fotografi bagi Remaja dan Pemuda.
Sedangkan ibadah syukur itu sendiri diselenggarakan dalam bentuk kreatifitas budaya yang menampilkan berbagai atraksi budaya dari warga Jemaat GPM Eden Kudamati.
Balutan budaya dalam ibadah syukur ini menunjukkan bahwa sekalipun gereja dan budaya merupakan dua pilar tradisi yang berbeda, tetapi membentuk harmoni yang indah bagi GPM sebagai Gereja Orang Basudara.(MC GPM/Kus)