:
Oleh MC Gereja Protestan Maluku, Minggu, 30 April 2017 | 05:44 WIB - Redaktur: Tobari - 3K
Ambon, InfoPublik - Jemaat GPM Waisamu adalah salah satu jemaat Gereja Protestan Maluku yang berada pada wilayah pelayanan Klasis Kairatu di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Indonesia.
Realitas bergereja dalam kehidupan berjemaat antara Pendeta serta warga jemaat merupakan suatu relasi hidup yang menghidupkan, hidup yang menggairahkan, serta hidup yang melahirkan kehidupan baru. Hidup bersama jemaat hadirkan profil gembala yang memiliki pendekatan melayani secara pastoralistik.
Bagaimana kehadiran gembala meneduhkan domba-domba yang digembalakan, hadir membawa kedamaian serta memberikan jalan keluar atas setiap persoalan kehidupan domba-domba.
Gembala yang melayani di jemaat adalah wujud penyertaan Allah bagi kehidupan manusia, sehingga jumlah warga jemaat kian bertumbuh juga bertambah banyak. Jemaat bertumbuh secara intelektual dan spiritualitas adalah wujud dari kehadiran seorang gembala.
Jabatan Pendeta tidak terlepas pisahkan dari Pastori, jelas terlihat ada kata pastor (gembala). Pastori adalah rumah yang ditempati oleh gembala (pastor). Bagi jemaat pastori adalah tempat tinggal Hamba Tuhan yang diutus Tuhan melalui Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku (MPH Sinode GPM) untuk melayani umat, ungkap Pdt.J.Matatula,.S.Th (Ketua Klasis Kairatu).
Pastori dapat dilihat dari sebagai sarana untuk mendorong proses terjadinya peningkatan kualitas pelayanan kepada jemaat. Seorang Pendeta ditempatkan di suatu unit kerja atau jemaat dengan tujuan agar proses pemberitaan Injil Kerajaan Allah dapat terus dilakukan.
Sebabnya perlu disiapkan sarana pastori yang memungkinkan Pendeta bukan saja bisa tinggal dengan nyaman tetapi juga dapat meningkatkan kapasitas dirinya dan berdampak bagi peningkatan pelayanan kepada jemaat.
Karena itu beberapa hal yang patut diperhatikan oleh Panitia dan Majelis Jemaat adalah membagi waktu kerja dengan baik. Agar jemaat dengan sukacita bekerja membangun pastori tetapi juga mencari nafkah bagi kehidupan keluarganya.
Mengelola seluruh bantuan dengan transparan dan akuntabel agar umat terus bersemangat untuk bekerja, semangat persekutuan sebagai keluarga Allah perlu dijaga, berdoa meminta pertolongan Tuhan sebab hanya dalam proses bekerja bersama Tuhan, semua pekerjaan dapat terselesaikan.
“Pastori juga merupakan rumah doa karena di pastori warga jemaat datang meminta pelayanan terhadap seluruh persoalan hidup yang dihadapi jemaatnya,” kata Matatula, Sabtu (29/4).
Ketua Majelis Jemaat Waesamu Pdt.R.Maail,.S.Th mengatakan kalau Pastori II di bagun sebagai bagian dari peningkatan kapasitas pelayanan di jemaat. Jumlah warga jemaat semakin bertambah dan bertumbuh sehingga rasio menambahkan 1 pendeta merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Tujuannya adalah supaya seorang hamba tuhan yang ditempatkan di jemaat memiliki tempat tingal yang aman dan nyaman sehingga selalu bersama dengan jemaat.
Peletakan batu penjuru berlangsung di Jemaat GPM Waesamu, Senin (24/4), dihadiri oleh warga jemaat serta unsur pemerintah negeri.
Fungsinya pastori dibuat sebagai tempat pergumulan dengan jemaat sekaligus sebagai rumah singgah dan doa bagi umat yang bersekutu dengan hambanya di jemaat, kata Maail.
Letak Pastori I dan Pastori II mengalami keterpisahan, tidak berada pada satu lokasi namun tersebar pada dua wilayah pada jemaat Waesamu. Keterpisahan merupakan strategi pelayanan, memudahkan mobilisasi melayani. Sehingga saat jemaat membutuhkan pelayanan ada satu Pastori dua beserta pendetanya siap melayani. (MC GPM/toeb)