:
Oleh MC Provinsi Maluku, Kamis, 27 April 2017 | 20:41 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 2K
Ambon, InfoPublik-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon akan membentuk sekolah tangguh bencana sebagai upaya mengurangi risiko.
Kepala BPBD kota Ambon Enrico Matitaputty mengatakan, Ambon memiliki topografi wilayah yang berbukit ditunjang pembangunan pemukiman yang tidak sesuai peruntukan membuat daerah ini rawan terjadi bencana.
Selain topografi wilayah faktor penunjang lainnya yakni perambahan kawasan konservasi menjadi pemukiman menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan, yang berdampak pada bencana banjir dan tanah longsor.
"Bencana banjir dan tanah longsor di tahun 2012 dan 2013 membuat kami berupaya untuk menanggulanggi resiko bencana, salah satunya adalah dengan membentuk sekolah tangguh bencana," katanya di Ambon, Rabu, (26/4).
Menurut dia, setidaknya ada lima sekolah di setiap kecamatan yang dipilih untuk menjadi percontohan pembentukan sekolah tangguh bencana yakni SMPN 1 di Karang Panjang kecamatan Sirimau, SMPN 7 di desa Rumah Tiga Teluk Ambon, SMPN 8 negeri Hutumuri kecamatan Leitimur Selatan, SMPN 13 Nania Baguala dan SMPN 9 Amahusu kecamatan Nusaniwe.
Pihaknya, kata Enrico, telah melakukan koordinasi dengan kelima sekolah yang akan dijadikan pilot project pembentukan sekolah tangguh bencana. Kelima sekolah tersebut sering terkena dampak banjir dan longsor.
"Mitigasi bencana harus diberikan kepada para siswa sekolah, apalagi di sekolah yang dijadikan pilot project yang ketika hujan selalu terkena dampak banjir maupun longsor," ujarnya.
Ia menjelaskan, setiap sekolah sebanyak 100 siswa akan dilatih tentang penanggulangan resiko bencana, baik melalui teori maupun praktik atau simulasi.
"Nantinya para siswa akan dilatih tim dari Basarnas, TNI dan Polri, Tagana, BMKG Maluku dan BPBD Maluku, terkait bagaimana upaya penanggulangan benacana," katanya.
Diakuinya, pelatihan ini dilakukan agar ketika terjadi bencana, para siswa dapat mengetahui bagaimana upaya penanggulangan yang dimulai dari proses evakuasi, menolong sampai dengan mengobati siswa lain ketika terjadi bencana.
Selain di sekolah, para siswa juga diharapkan mampu tampil di masyarakat karena memiliki dasar tentang mitigasi bencana. Selama ini mitigasi bencana hanya diberikan kepada orang dewasa atau relawan yang dibentuk di setiap kecamatan.
Pendekatan kita kali lanjut Enrico, sebagai upaya untuk menyiapkan para siswa sejak dini guna mengatasi bencana, karena Ambon salah satu daerah yang rawan bencana sehingga mitigasi perlu ditanamkan sejak dini.
"Kita targetkan bulan Mei mendatang relawan siaga bencana ini sudah di bentuk dan diberdayakan di lima sekolah yang ditunjuk,"ujarnya. (MCProv. Maluku/ant/LL/eyv)