:
Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Jumat, 21 April 2017 | 11:32 WIB - Redaktur: Kusnadi - 705
Pangkalan Balai, InfoPublik – Memaknai peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April tidak mesti dengan pakaian kebaya dan segala atributnya. Lebih jauh, para kaum hawa di Indonesia, hendaknya bisa meneladani sifat-sifat baik dari Raden Ajeng Kartini. Aksi itu akan memberi lebih banyak arti dari sekedar memakai kebaya ala Kartini.
Selain semangatnya dalam mengangkat derajat kaum wanita melalui dunia pendidikan, hal lain yang juga mencolok diri seorang R.A Kartini adalah sifatnya yang merakyat. Sebagai seorang keturunan bangsawan, hatinya selalu dekat dengan rakyat. Bergaul dengan rakyat dilakukannya tanpa canggung dan berjarak.
Hal ini serupa dengan kehidupan sehari-hari Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Banyuasin, Karwana Supriono SE. Sebagai seorang istri pejabat tinggi di Kabupaten Banyuasin, Karwana tidak sedikit pun menjaga jarak dengan masyarakat biasa.
Bahkan, Karwana tidak segan untuk membaur bersama masyarakart terutama kaum hawa. Seperti memasak bersama para warga jika ada tetangga sekitar yang akan melaksanakan hajatan.
“Ibu masih seperti yang dulu, kalau ada tetangga yang hajatan, Ibu masih bawa pisau dari rumah dan ikut bantu motong-motong sayuran atau lainnya. Beliau tetap sederhana meski seorang pejabat dan istri dari PLt Bupati Banyuasin,” papar tetangga beliau.
Kesederhanaan Karwana tak hanya sampai disitu, dalam setiap program kegiatan kegiatan PKK pun beliau selalu terjun menemui pengurus PKK di tingkat kecamatan hingga ke desa-desa.
Banyak program PKK yang ditelurkannya kepada masyarakat terutama kaum hawa yang bertujuan agar masyarakat bisa mandiri dalam menghadapi permasalahan dan memecahkannya bersama-sama.
Tak pernah segan, beliau selalu mengutamakan hal-hal yang tidak memberatkan masyarakat. Seperti dalam menghadapi kenaikan harga cabai beberapa waktu yang lalu. Karwana mengajak semua kader PKK hingga tingkat desa untuk kembali menghidupkan kegiatan pemanfaaatan lahan pekarangan rumah.
“Seharusnya kita bisa tidak terpengaruh dengan kenaikan harga cabai, kalau kita mau mencontoh kebiasaan ibu-ibu kita dahulu yang memanfaatkan pekarangan rumah dengan tanaman yang sering kita butuhkan,” ujar Karwana saat ditemui di ruang kerjanya.
Karwana menjelaskan, ada banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh dengan memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman. Selain penghijauan, kegiatan ini juga sedikit banyak membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan meminimalisir pengerluaran.
“Ibu-ibu sekarang ini kalau mau masak pindang aja, mesti beli dulu bumbunya, coba kalau laos, sereh, kunyit diambil dari pekarangan sendiri, kan sudah bisa mengurangi uang belanja,” ujar ibu empat orang anak ini.
Istri dari Ir Suman Astra (SA) Supriono MM ini juga menjelaskan cabai dan tanaman bumbu lainnya merupakan tanaman yang mudah tumbuh sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus.
Dia juga menceritakan bagaimana pengalaman masa kecilnya saat orang tua juga bisa memanfaatkan tumbuhan di pekarangan sebagai obat bagi putra-putri yang terserang sakit ringan, seperti batuk dan flu.
“Saya yakin sekali, jika para ibu mau melakukan hal sederhana ini, kenaiakan harga tidak akan terlalu mempengaruhi perekonomian keluarga,” yakin dia.
“Intinya, manfaatkan semua yang ada di depan mata. Jika ada lahan pekarangan yang kosong manfaatkan saja. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi di rumah, hasilnya juga kan bisa dijual dan menambah pendapatan keluarga,” tegas dia.
Maksud dia, agar para ibu rumah tangga, perempuan dan kartini-kartini masa kini, tidak hanya bisa menggantungkan hidup kepada suami yang bebannya sudah berat sebagai kepala rumah tangga.
Di akhir percakapan Karwana menyampaikan bahwa untuk mencapai hal besar, mesti dimulai dengan rutin melakukan hal-hal kecil yang baik.(Mc Kab. Banyuasin/Kus)