:
Oleh MC Gereja Protestan Maluku, Sabtu, 15 April 2017 | 18:41 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 4K
Ambon, InfoPublik-Salah satu jemaat di Gereja Protestan Maluku (GPM) yaitu Jemaat GPM Imanuel OSM Kalsis Pulau Ambon, menggelar Jalan Salib dimulai dari Gedung Gereja Siloam (Airwanitu) menuju kampung timur (berdekatan dengan pertamina) Jumat, (14/04) Jalan salib adalah pemaknaan historis penderitaan Yesus.
Puluhan warga jemaat berhamburan melintasi ruas jalan raya dibilangan Jln Nn Saar Sopacua, sempat membuat macet lalulintas beberapa menit, tetapi tidak memberikan perasaan kesal bagi para pengemudi.
"Kami jarang menemukan macet pada ruas jalan ini, kemacetan akibat jalan salib tidak membuat saya marah melainkan saya sangat terharu melihat parade jalan salib yang dilakukan gereja," ungkap YT seorang pengemudi mobil.
Jalan Salib yang diperagakan dengan tujuan mendekatkan bentuk Historis yang jauh menjadi dekat. Prosesi jalan salib memberikan nilai edukasi bagi warga gereja setempat secara dekat, ini merupakan wujud Kerja keras panitia hari besar Gerejawi Jemaat Imanuel OSM yang teraplikasi menjadikan momentum jumaat agung sebagai pusat perenungan.
Kegiatan ini membuat saya berefleksi tentang penderitaan Yesus melalui salib, salib adalah simbol kekotoran manusia yang keji, Salib membasuh dan membersihkan kotoran kehidupan manusia, tutur MN seorang anggota jemaat.
Jalan Salib (Bahasa Latin: Via Crucis, dikenal juga sebagai Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan) merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir (atau Penderitaan) Yesus.
Jalan Salib berakhir di Gedung Gereja Induk Imanuel OSM, Warta jemaat Imanuel OSM Telah mewartakan prosesi jalan salib yang akan diakhiri dengan ibadah syukur bersama warga yang turut mengambil bagian menonton prosesi jalan salib yang diperagakan oleh sektor Gilgal.
Hukuman salib yang diterima dengan hati besar oleh Yesus sesunggungnya merupakan jalan menuju perdamaian sejati tanpa perlawanan dan tanpa pembelaan secara politis. Yesus menunjukan contoh serta teladan yang menyatakan dirinya. Kesaksian spiritual-teologis dilakoni Yesus memberikan nilai edukasi tentang kehadiran kerajaan damai serta kebenaran yang membebaskan dari ketidakadilan.(MC.Gereja Protestan Maluku/Eyv)