:
Oleh MC Gereja Protestan Maluku, Jumat, 27 Januari 2017 | 08:15 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 965
Ambon, InfoPublik - Indoneisa saat ini seperti dilanda wabah intoleransi yang semakin mewabah, disebarkan melalui semua media baik media mainstream hingga media teknologi digital. Tidak mengenal jenjang usia, semua orang yang sudah dapat mengoperasikan smartphonenya turut mengonsumsi informasi-informasi tentang kekerasan, radikalisme hingga gerakan intoleransi.
Bangsa yang sehat dan kuat serta memiliki budi pekerti yang baik bermula dari pendidikan karakter yang berakar dari kehidupan keluarga sebagai kelompok sosial terkecil yang selalu memberikan teladan melalui cara berkomunikasi, berperilaku hingga bertindak menyelesaikan pekerjaan.
Masa depan Indonesia berada di tangan pemuda-pumudi. Kemah Pemuda Gereja Protestan di Indonesia (GPI) yang akan diselenggarakan di Kota Ambon, Airlouw 27 februari nanti menghadirkan kurang lebih 500 orang pemuda yang berasal dari seluruh tanah air dibawa sorotan tema “kebhinekaan dan kebangsaan”.
Di depan kantor Pengurus Besar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), Kamis, (26/01) panitia kemah pemuda GPI berkumpul, difasilitasi dengan dua mobil mengunjungi kantor kepala kepolisian daerah maluku (kapolda maluku) untuk membicarakan beberapa agenda kegiatan.
Panitia kemah pemudia GPI disambut dengan senyuman, serta sapaan yang begitu ramah oleh para anggota polisi di kantor kapolda maluku siang tadi. Pertemuan yang berlangsung diruangan wakapolda maluku berjalan begitu santai serta penuh canda tawa menemani setiap pembicaraan ditemani teh panas yang telah disediakan oleh anggota ibu-ibu polisi wanita.
Kemah Pemuda GPI merupakan kegiatan Akbar Gereja, gereja menjadi corong memainkan peranan penting untuk menyuarakan suara profetisnya bagi generasi penerus bangsa dan gereja sesuai dengan materi-materi yang akan dibawakan oleh salah satu menteri, gubernur maluku, pangdam xvi pattimura, kapolda maluku serta ketua dprd provinsi maluku.
Prinsipnya kita mendukung kegiatan Kemah Pemuda GPI di Ambon, kami akan menyediakan beberapa kendaraan untuk dapat digunakan. Kami akan memberikan jaminan kemamanan saat kegiatan berlangsung,Ungkap Wakapolda Maluku Kombes Pol Drs.Musa.Ginting diselah-selah suasana canda tawa yang sedang berlangsung.
Acara ini ingin mengedepankan spirit kebhinekaan dan kebangsaan, dengan mencermati situasi nasional akhir-akhir ini. Kehadiran pemuda kita harapkan membangkitkan semangat Keindonesiaan kembali. Karena intoleransi semakin menjamur, mudah – mudahan saat itu kita punya kesepakatan untuk menolak gerakan-gerakan seperti ini, tegas Ketua Panitia Kemah Pemuda GPI Edwin.Adrian.Huwae,.SH yang menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Maluku.
Gereja Protestan di Indonesia (disingkat GPI) lahir di Ambon, Maluku pada tahun 1605, dengan nama De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie, atau lebih dikenal dengan Indische Kerk. Tetapi pada tahun 1619 kantor pusatnya dipindahkan ke Batavia seturut dengan berpindahnya kedudukan Gubernur Jenderal ke Batavia, seperti yang dikutip melalui wikipedia.
Membangun sikap toleransi serta merawat nilai-nilai kebhinekaan dan kebangsaan dari Ambon, Maluku untuk Ibu Kota Negara Indonesia. Maka nilai positifnya adalah semangat perdamaian, toleransi serta merawat nilai kebhinekaan akan dibawah pulang oleh teman-teman pemuda kemah GPI. Maluku memiliki memori tentang konflik, namun orang Maluku membuktikan bagi Indonesia bahwa mereka bisa bangkit dari keterpurukan, membangun perdamamaian serta merawatnya.(PRov.Maluku/Eyv)