Ribuan Anak Bergandengan Tangan Sepanjang 7 Kilometer

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Rabu, 11 Januari 2017 | 17:20 WIB - Redaktur: Tobari - 357


Sleman, InfoPublik - Sebanyak 7.500 orang siswa dari tingkat pendidikan TK hingga SMA di wilayah Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, bergandengan tangan sepanjang 7 kilometer dimulai dari Lapangan Bercak hingga Balai Desa Tegaltirto Berbah Sleman, Rabu (11/1).

Acara tersebut merupakan rangkaian acara Deklarasi Kecamatan Ramah Anak dan Anti Kekerasan yang diselenggarakan oleh Kecamatan Berbah, dan dihadari oleh Bupati Sleman Drs H Sri Purnomo MSI bersama Dandim 0732 Sleman Letkol Arm Djoko Sudjarwo dan Kapolres Sleman AKBP Burkan Rudy Satria, yang turun langsung ke lapangan menyapa para siswa menggunakan kendaraan jeep.

Camat Berbah Dra Tina Hastani menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah untuk menumbuh kembangkan segala kegiatan yang menjamin dan melindungi anak dari kekerasan, serta hak-haknya untuk dapat hidup, tumbuh berkembang secara optimal baik fisik, intelegensi, dan spiritual. 

“Kegiatan ini merupakan komitmen kami mewujudkan Kecamatan Berbah menjadi kecamatan ramah anak dan anti kekerasan untuk mendukung Kabupaten Sleman menjadi Kabupaten Layak Anak,” kata Tina.

Kegiatan tersebut akan diajukan untuk masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai kegiatan terpanjang dan terbanyak. Ini karena kegiatan tersebut dilaksanakan dengan bergandengan tangan yang dilakukan oleh para peserta.

Mereka sambung menyambung sambil mendeklarasikan keinginan masyarakat untuk menjadikan Kecamatan Berbah sebagai Kecamatan yang Ramah Anak, dan Anti Kekerasan.

Dimulai sejak pukul 07.00 WIB, terlihat siswa dari 37 sekolah berbaris rapi sambil bergandengan tangan dari lapangan Bercak, Jogotirto, hingga Balai Desa Tegalrejo. Bupati Sleman Drs H Sri Purnomo MSI disela-sela acara tersebut  menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan bergandengan tangan tersebut.

Menurut Sri Purnomo bergandeng tangan sebagai simbol menjaga silaturahmi dan kesatuan, serta wujud tolong menolong.

Berbagai upaya yang dicanangkan selama ini telah mengantarkan Sleman menjadi Kabupaten Layak Anak pada tingkat Madya. Capaian ini selain menjadi wujud apresiasi atas berbagai upaya yang kita lakukan tentunya juga menjadi tanggung jawab bagi kita bersama untuk dapat meningkatkan capaian ini pada tingkat-tingkat selanjutnya.

“Saya mengajak seluruh jajaran, baik Pemerintah, pihak sekolah, masyarakat, keluarga serta pemangku kebijakan lain untuk dapat meningkatkan sinergisitas dalam upaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak,” kata Sri Purnomo.

Berbagai kasus kekerasan terhadap anak saat ini semakin marak bermunculan. Pada tahun 2015 sebanyak 157 kasus kekerasan terhadap anak ditemukan di Kabupaten Sleman. Hal ini tentu menuntut perhatian lebih dari seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat untuk dapat menekan bahkan menghentikan kasus kekerasan terhadap anak di masa yang akan datang.

Berkaca dari kasus yang terjadi, Sri Purnomo menambahkan bahwa terciptanya kondisi lingkungan yang ideal bagi tumbuh kembang anak harus dilakukan secara holistik, terpadu dan terintegrasi.

“Saya berharap berbagai upaya pemerintah yang selama ini telah dilakukan dapat memperoleh respon positif dari seluruh komponen masyarakat melalui upaya serupa disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing. Melalui komitmen kuat dan langkah bersama ini saya yakin lingkungan ramah anak dan anti kekerasan dapat terwujud,” tutur Sri Purnomo.

Sementara Muji Harjana selaku panitia pelaksana kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan deklarasi yang diawali bergandeng tangan tersebut rencananya akan diajukan ke Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Acara ini memenuhi kriteria paling, pertama, langka, pendidikan, persatuan dan kesatuan sehingga akan kami ajukan ke MURI,” kata Muji.  (***/MC Sleman/toeb)