:
Oleh MC Provinsi Maluku, Kamis, 5 Januari 2017 | 08:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 736
Ternate, InfoPublik – Gunung Api Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), pada Rabu siang menghembuskan abu vulkanik, menyusul semakin meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 1700 meter dari permukaan laut itu.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Darno Lamane di Ternate, Rabu, mengatakan, secara visual gempa hembusan tersebut disertai abu tipis ke arah selatan dan hembusan asap disertai abu tidak teramati karena gunung tertutup kabut.
Gunung jelas terlihat sejak pukul 12.43 WIT dan hembusan tidak teramati, namun dari data Seismogram merekam Gempa Hembusan pada pukul 08.48 dan 09.31 WIT atau terjadi peningkatan kegiatan berupa meningkatnya gempa-gempa vulkanik yang terjadi sejak pukul 00.00 WIT pada 10 Desember 2016
Darno mengatakan, kendati terjadi hembusan abu vulkanik, hingga kini kegiatan Gunung Api Gamalama masih pada Level II atau berstatus waspada.
Sedangkan, aktivitas Gunung Gamalama pada 4 Januari 2017 dari pukul 06.00-13.00 WIT terjadi tiga kali Gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo maksimun 4-59 mm, selama 11.54 detik, dan lama gempa 36.75-204.55 detik dengan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 6 mm dan lama gempa 6.34 detik.
Bahkan, telah tercatat tiga kali gempa, tremor harmonik dengan amplitido maksimum 2-2.5 mm dan lama gempa 17.5-45.61 detik, dengan lima kali gempa hembusan dengan amplitudo maksimum 4-27 mm dan lama gempa 11.20-80.5 detik.
Menurut dia, gempa micro tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.- 1.5 mm, dominan 1 mm.
Begitu pula, untuk cuaca terpantau mendung, dengan kecepatan angin lemah hingga sedang bertiup dari utara-barat laut dengan suhu udara 26- 29 derajat Celcius dengan gunung api Gamalama tertutup kabut.
Darno mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak gunung dalam radius 1,5 km.
Bahkan, saat musim hujan saat ini, masyarakat yang tinggal disekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar. (ant/LL)