Lahan Kritis Di Kabupaten Jepara Tersisa 9700 Hektare

:


Oleh Media Centre Kabupaten Jepara, Kamis, 8 Desember 2016 | 14:13 WIB - Redaktur: Tobari - 589


Jepara, InfoPublik - Lahan kritis di Kabupaten Jepara mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga akhir tahun 2015, lahan kritis yang tersisa seluas 9700 hektare, atau setara 10% dari luas lahan di Jepara.

Hal tersebut diungkapkan Sekda Jepara Sholih, saat membuka Krida Pembangunan dalam rangka untuk mensukseskan kegiatan Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) dalam mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air tahun 2016, di desa Sumosari Kecamatan Batealit, Rabu (7/12).

Dalam acara ini, Sekda Jepara didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Edi Sujatmiko, Asisten Administrasi M Fadkurrozi, Ka. Satpol PP Trisno Santoso, dan Kepala Dinas/instansi serta tokoh masyarakat Desa Sumosari.

Menurutnya, perubahan iklim mengakibatkan pemanasan global dan memberi dampak signifikan terhadap buruknya kondisi lingkungan.

Di Kabupaten Jepara saat ini sedang mengalami penurunan sumber daya air, di antaranya adanya penurunan permukaan air tanah yang signifikan, kondisi sungai yang kering pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan, serta berkurangnya ketersediaan air baku untuk air minum maupun irigasi.

Maka kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menggugah hati nurani kita semua, agar selalu menjaga lingkungan hidup melalui penanaman pohon. Kemudian untuk memberikan gambaran serta memberikan kesadaran kita semua atas pentingnya konservasi dan upaya Pemanfaatan Sumber Daya Air secara bijak.

Sekda Jepara Sholih mengatakan, dari upaya yang telah dilakukan di Jepara, luas kawasan hutan sudah mencapai 33.000 hektare atau 33%.

“Dengan luas seperti ini sudah bagus sekali tetapi perlu kita tingkatkan lagi. Jepara sekarang ini mempunyai hutan produksi terbatas mencapai 1.390 hektare, hutan produksi 9.949 hektare, hutan lindung 2.342 hektare, hutan wisata 69,5 hektare, cagar alam 1.398 hektare, dan kawasan hutan rakyat seluas 18 ribu hektare.

Luasan lahan kritis selama 4 tahun terakhir mengalami penurunan. Di tahun 2012 lahan kritis kita mencapai 28.500 hektare di tahun 2013 menurun menjadi 9.700 hektare. Akan tetapi untuk tahun 2014 naik menjadi 9.800 hektare. Dan di tahun 2015 turun lagi menjadi 9.700 hektare.

Maka lahan kritis yang tersisa hanya 10%. Dengan ini kita terus mengupayakan untuk menanam agar lahan kritis kita dapat terkurangi,” tegas Sekda Jepara Sholih. (JeparaKab/mcJepara/toeb)