:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Senin, 19 September 2016 | 13:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 270
Surakarta, InfoPublik - Menyebut gotong royong, bisa dipastikan yang terbersit dalam pikiran sebagian besar orang adalah kerja bakti. Padahal, gotong royong bisa dilakukan dalam berbagai bentuk.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menyampaikan gotong royong hingga kini seringkali masih dimaknai secara sederhana. Hal itu melalui kerja bersama-sama atau saling menolong dalam mengerjakan sesuatu antara satu dengan yang lainnya dalam lingkup kecil. Misalnya membangun rumah atau membuat saluran air. Padahal, bisa diaplikasikan pula dalam bentuk modern.
"Gotong royong itu ternyata bisa dalam berbagai bentuk. Tidak sekadar seperti yang digambarkan. Misalnya membangun rumah di desa, tetangga ikut membantu tanpa biaya. Lingkupnya juga tidak hanya terbatas di desa, atau tingkat RT, tapi juga negara," katanya dalam Seminar Nasional dan Call For Paper Dies Natalis XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta bertema "Kearifan Lokal Nilai Adiluhung Batik Indonesia untuk Daya Saing Internasional" di Hotel Aston, Sabtu (17/9).
Heru mencontohkan sejak memimpin Jawa Tengah, Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP selalu mengeluarkan ajakan agar dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menghidangkan buah dan makanan olahan lokal. Tujuannya bergotong royong memberikan penghasilan bagi para petani dan industri kecil di dalamnya.
"Bayangkan, ada kurang lebih 34 juta warga yang tinggal di Jawa Tengah. Semuanya makan. Kalau kita beli adalah yang dihasilkan dan diolah warga kita sendiri, maka ini bentuk gotong royong masif. Demikian juga pakaian," terangnya.
Contoh lainnya adalah pengampunan pajak (tax amnesty). Program tersebut bermaksud menarik simpanan warga negara Indonesia di luar negeri dan selanjutnya bisa diinvestasikan ke berbagai proyek yang tengah dibangun di dalam negeri.
"Tax amnesty sebenarnya bisa dimaknai bagaimana gotong royong bisa ditingkatkan. Karena negara tidak kuat membiayai pembangunan kalau pendapatan utama dari pajak tidak memadai. Ini gotong royong dalam bentuk modern," tuturnya.
Heru yakin, budaya gotong royong akan mampu menguatkan pembangunan ekonomi bangsa. Dengan demikian, Indonesia nantinya betul-betul akan menjadi bangsa berdaulat.(Humasjateng/MCjateng/Eyv)