SMA Negeri 2 Merauke Masuk 25 Besar Kompetensi Proyek Lingkungan Tingkat SMA

:


Oleh MC Kabupaten Merauke, Jumat, 5 Agustus 2016 | 11:34 WIB - Redaktur: Kusnadi - 262


Merauke, InfoPublik – PT Toyota Astra Motor kembali menggelar kompetisi proyek lingkungan tingkat pelajar SMA, Toyota Eco Youth, yang merupakan edisi ke-10. Ada sebanyak 2.500 proposal proyek lingkungan dari para peserta di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, terpilih 25 proposal untuk masuk finalis, di antaranya SMA Negeri 2 Merauke dan SMA 3 Merauke.

Untuk proposal yang dilombakan SMA Negeri 2 Merauke mengambil tema tentang pembuatan alat TDS sederhana. Adapun nama siswa yang masuk dalam 25 finalis ini yaitu Jacobus Agung Cawan Danu dari kelas XI IPA dan Maria Cracia Kase XII IPA.

“Pembuatan alat TDS sederhana pernah dilombakan dan mendapat juara II, namun sekarang inovasinya berbeda. Kalau kemarin hanya tergantung pada listrik untuk implementasinya sehingga di lapangan kurang comfortable. Sedangkan kali ini kami mencoba membuat menggunakan tenaga non listrik, jadi bisa pakai baterai,”ujar Guru Pembimbing Toyota Eco Youth (TEY) 10, SMA Negeri 2 Merauke Maurits J. Pongliku S.Kom M.Cs kepada wartawan di SMA Negeri 2 Merauke, Rabu (3/8).

Dijelaskan, inivosinya akan diubah dan pihaknya menggunakan lampu led sebagai indikator. Jadi lampu led ini akan menyala yaitu merah, kuning dan hijau.

Untuk sementara dikembangkan air layak minum, dimana kalau air layak minumnya terlalu banyak mineral yang terlarut akan mengeluarkan lampu led berwarna merah. Apabila warna kuning yang menyala berarti masih memenuhi standar, sedangkan warna hijau adalah yang terbaik yang tidak mengandung mineral.

Selain itu, dalam penelitiannya akan dikembangkan lagi karena berhubungan dengan Toyota maka akan membuat untuk mendeteksi apakah air ini layak untuk air radiator atau tidak.

“Ini masih wacana, kedepan kita akan melakukan sosialisasi dengan panitia baru dapat diketahui bagaimana selanjutnya. Pembimbing akan dipanggil ke sana untuk membicarakan hal ini. Setelah sinkron dengan penelitinya dan dengan panitia, barulah bisa membuat projek tersebut,” ujarnya. (Mel/mc/mrk/Abd/Kus)