:
Oleh MC Kota Pariaman, Jumat, 22 Juli 2016 | 10:09 WIB - Redaktur: Tobari - 414
Pariaman, InfoPublik - Masalah kemiskinan dan pengangguran adalah merupakan persoalan multi kompleks yang melibatkan lintas sektor, baik pemerintah, swasta dan semua komponen masyarakat, yang tentunya memerlukan peran aktif semua elemen untuk mencarikan solusi penanggulangannya.
“Ada beberapa hal yang menjadi persoalan mendasar dalam bidang kemiskinan dan ketenagakerjaan dan yang tengah kita hadapi saat ini, yang satu sama lainnya, memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh secara terpadu,” kata Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman Drs. Afnil, di ruang kerjanya, Rabu (20/7).
Di antaranya adalah masalah daya saing tenaga kerja kita secara umum masih rendah dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebagian besar pencari kerja kita hanya memiliki keterampilan teknis, penguasaan teknologi informasi serta kemampuan bahasa asing yang masih terbatas, yang tentunya tidak mampu memenuhi standar kualifikasi yang dipersyaratkan.
Sementara kemiskinan Kota Pariaman berada pada kemiskinan kultural yang miskin ketika dikasih bantuan dan kurangnya motivasi untuk berubah kearah yang lebih baik, kata Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman Drs. Afnil.
Menurut Afnil, sudah banyak program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh dinasnya, baik untuk bantuan sosial maupun peningkatan kapasitas ketenagakerjaan.
Dalam menangani masalah sosial dan ketenagakerjaan ini, ia bekerjasama dengan dinas terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Koperindag, Pertanian dan Kelautan dan Perikanan, dan juga dengan Badan Amil Zakat (BAZ). Ia selalu bersinergi dan membuat program yang terpadu satu sama lain.
“Banyak program yang sudah saya buat, bantuan untuk anak cacat dalam bentuk kursi roda, Lansia, RTLH, bantuan anak yatim, sunatan masal untuk keluarga miskin dan lain-lain,” katanya.
Karena keterbatasan sumber dana APBD Kota Pariaman, berdasarkan petunjuk Wakil Walikota Pariaman Genius Umar, Dinas Sosnaker selalu mengajukan proposal ke kementerian terkait melalui Musrenbang, atau langsung Ke Pemerintah Pusat. Semuanya ia lakukan atas kecintaannya kepada masyarakat Kota Pariaman agar terlepas dari belenggu kemiskinan.
Sehubungan dengan pemberitaan tidak adanya perhatian pemkot terhadap anak Watriwanti (36) warga dusun Desa Palak Aneh Pariaman Selatan, yang cacat secara fisik dan mental beberapa waktu yang lalu, ia mengatakan itu informasi yang tidak benar.
“Sudah banyak yang kita lakukan untuk keluarga Watriawati, baik andi (13) maupun Putra (11),” ungkapnya menyesalkan statemen yang dilontarkan oleh pejabat atau orang yang belum mengetahui masalah yang sebenarnya.
Menurut Kadis Sosnaker keluarga dan anak sudah pernah difasilitasi bersama Kaukus perempuan politik Indonesia (KPPI) pada tahun 2013, dan melalui Kader Posyandu Lansia Desa Palak Aneh pernah memfasilitasi rujukan pengobatan sampai ke Rumah Sakit M.Djamil Padang.
Demikian juha, pendamping Sosial memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni melalui program rehab rumah Kemenpera.
“Anak ini juga telah masuk daftar penerima kursi roda tahun 2016 dan sedang daftar tunggu penerima bantuan sosial ASODK (asistensi sosial orang kecacatan berat) dari kementerian Sosial RI,” katanya.
Sementara Watriawati, menyayangkan pemberitaan bahwa dirinya tidak menerima bantuan dari Pemerintah Kota Pariaman namun jika ada pihak lain yang ingin membantu, ia mengucapkan terima kasih sekali untuk mengurangi beban hidupnya.
“Saya terkejut mendengar pemberitaan tersebut, saya tak pernah mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pariaman tidak memperhatikan,” ungkapnya dengan wajah kaget. (K@m!k0/toeb)