:
Oleh Media center Pemprov Sumbar, Selasa, 14 Juni 2016 | 08:57 WIB - Redaktur: Tobari - 395
Agam, InfoPublik - Sekda Provinsi Sumatera Barat mengoreksi penggunaan nama 'Tim Safari Ramadhan'. Ia menyebutkan, sebagaimana arahan Gubernur saat perencanaan kunjungan ramadhan tahun ini, nama tim bukan lagi Tim Safari Ramadhan seperti yang dulu biasa digunakan, tapi Tim Silaturahmi Ramadhan.
Hal itu disampaikan Sekda Provinsi Sumar Ali Asmar pada silatrurrahmi ramadhan di Mesjid As-Sa’adah Jorong Surau Lauik Kanagarian Panampuangan Kec. Ampek Angkek Kabupaten Agam Minggu (12/6) malam.
Perubahan nama ini, menurutnya, disesuaikan kembali dengan tujuan awal diselenggarakannya kunjungan Ramadhan, yakni untuk bersilaturahmi dan saling berbagi informasi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan masyarakat di daerah.
Khususnya mengenai kondisi, perkembangan, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam, atau opini dan masukan segar terkait proses pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan ini, Tim Silaturahmi biasanya terdiri dari Pejabat Pemerintah Provinsi yang memiliki wewenang dan tanggungjawab di bidang-bidang yang terkait dengan permasalahan di daerah yang hendak dikunjungi.
Tim Silaturahmi Ramadhan ke Mesjid As-Sa'adah didampingi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumbar Fajarudin, Kepala Inspektorat Provinsi Sumbar Erizal, Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Alwis, Kepala Biro Umum Sekda Prov Asben Hendri, dan Sekretaris Korpri Provinsi Sumbar Eko Faizal.
Kedatangan Tim disambut oleh Sekda Kabupaten Agam bersama segenap jajaran Forkopimda Plus Kabupaten Agam, Camat Ampek Angkek, dan sejumlah tokoh masyarakat dan niniak mamak di Kanagarian Panampuangan.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Ali Asmar juga mengelaborasi sejumlah informasi yang dapat dikelompokkan ke dalam 4 topik utama.
Yaitu mengenai Minang Mart yang diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat, Pariwisata sebagai sektor ekonomi potensial Kabupaten Agam, Pendidikan, dan bahaya narkoba yang dapat mengancam perkembangan benih-benih muda Sumatera Barat.
Dalam penjelasannya tentang Minang Mart, Ali Asmar menerangkan bahwa Minang Mart merupakan program baru yang digagas oleh Pemprov Sumatera Barat bekerjasama dengan 3 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumatera Barat, Bank Nagari, Grafika, dan Jamkrida.
Program ini, dalam rangka menjaga ekonomi berbasis kerakyatan dan mendorong pertumbuhan usaha jual-beli masyarakat Sumatera Barat dengan cara memberikan bantuan berupa pinjaman barang bagi pelaku-pelaku usaha ritel untuk diperdagangkan.
Sekda Ali Asmar menegaskan, agar dapat dipahami oleh masyarakat bahwa ketiga perusahaan daerah tersebut tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang, namun dalam bentuk barang yang akan digunakan untuk dijual.
Barang dagangan yang dimaksud akan dipinjamkan dengan nilai harga jauh lebih rendah dari harga yang harus dikeluarkan masyarakat, jika membeli barang kepada distributor di pasaran. "Nilai paling mahalnya saja nanti akan lebih rendah 10% dari harga distributor biasa," ungkapnya.
Dengan ini, diharapkan masyarakat pelaku usaha ritel dapat membeli barang modal dengan harga murah dan terjangkau, serta mampu mengurangi ketergantungan mereka pada distributor-distributor yang menjual barangnya dengan harga tinggi.
Dalam keseluruhan prosesnya nanti, Bank Nagari akan bertindak sebagai pemodal, Grafika sebagai distributor barang, dan Jamkrida sebagai penjamin pinjaman.
Bagaimanapun, agar tidak muncul kekeliruan dalam menilai dan memahami Program Minang Mart, Ali Asmar menjanjikan penyuluhan lebih lanjut terkait detail dan teknis pelaksanaannya.
"Nanti akan ada penyuluhan yang lebih detail lagi. Mungkin nanti di Kabupaten Agam akan ada pula sosialisasi (terkait Minang Mart) ini. Kota Padang sendiri baru terbatas pada sosialisasi," ucapnya menerangkan.
Terkait Pariwisata, setelah sebelumnya menyebut Kab. Agam sebagai salah satu destinasi wisata alam populer di Sumatera Barat dengan Danau Maninjaunya, Ali Asmar mengajak Pemerintah Kab. Agam dan masyarakatnya untuk menempuh pendekatan-pendekatan baru.
Terutama dalam mengemas aset wisata yang ada dan serius menggarap potensi wisata religi dan adat di daerah tersebut karena menurutnya Kab. Agam memiliki potensi yang sangat besar di dua alternatif wisata itu.
Selain memuji aset wisata yang dimiliki oleh Kab. Agam, Ali Asmar juga mengapresiasi pengelolaan pendidikan di Kab. Agam yang ia anggap telah diselenggarakan dengan sangat baik di tengah luasnya daerah administratif Kab. Agam dan keterbatasan jumlah tenaga pengajar.
Lebih lanjut ia mendorong agar kinerja pendidikan yang tergolong bagus ini terus ditingkatkan hingga anak-anak dan remaja Kab. Agam dapat menyelesaikan pendidikannya di Universitas ternama dan bermutu tidak hanya di Indonesia namun juga di luar tapal batas negara.
Pemeritah siap membantu. "Kalau persoalan biaya, Pemerintah memberikan kesempatan bagi pelajar/mahasiwa/i yang tidak mampu. Ini (pendidikan) harus kita tingkatkan. Harus serius kita pacu. Sumbar dulu pernah dijuluki sebagai daerah 'Industri Otak' karena banyak melahirkan pemikir-pemikir besar nasional,” katanya.
Tapi sekarang sudah mulai mendapat saingan. Oleh karena itu, pendidikan harus kita tingkatkan lagi. Jangan mau kalah sama bapak-bapak kita dulu.
Agar target peningkatan kualitas pendidikan dan anak didik ini dapat diwujudkan, selain dengan institusi pendidikan yang baik, ia juga harus ditunjang dengan pengembangan minat baca anak-anak didik.
Dengan dasar ini, Ali Asmar kemudian mengimbau agar anak-anak, remaja, dan pemuda/i gemar membaca, jangan cepat puas, dan jangan terima mentah-mentah apa yang disebut oleh orang lain bahkan jika orang itu adalah guru atau dosen sekalipun. "Biasakan periksa dulu dan cari referensi. Bisa melalui buku atau internet," ajaknya.
Lebih lanjut, demi baiknya kualitas produk pendidikan Sumatera Barat, Ali Asmar mengingatkan agar segenap tokoh masyarakat berupaya sekuat tenaga menjauhkan bibit-bibit masa depan Sumatera Barat dari ancaman narkoba.
Dalam Silaturahmi Ramadan tersebut, Ali Asmar menyerahkan bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berupa uang sebesar Rp20 juta dan 3 gulung tikar mesjid secara simbolis kepada Pengurus Mesjid As-Sa'adah. (Humas Sumbar/toeb)