Pasca Lulus, Hanya 10 Persen Anak SMA di Pacitan yang Lanjut Sekolah

:


Oleh MC Kabupaten Pacitan, Rabu, 11 Mei 2016 | 10:59 WIB - Redaktur: Kusnadi - 451


Pacitan, InfoPublik – Kegembiraan para pelajar setelah kelulusan tidak sebanding dengan problem klasik yang akan mereka hadapi setelah lulus. Berdasarkan data dinas pendidikan (dindik) Pacitan, dari 5.596 siswa kelas XII SMA sederajat yang dinyatakan lulus hanya 10 persen yang diprediksi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (PT).

Sedangkan sisanya berpotensi menjadi pengangguran. ‘’Karena tidak mungkin setelah lulus langsung bekerja. Bahkan ada yang menikah setelah menganggur dulu,’’ terang Usman, Kasi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinsosnakertrans Pacitan, baru-baru ini

Prediksi Usman didasarkan data pencari kerja yang mengajukan kartu kuning tahun ini. Tercatat dari 1.181 pencari kerja, sekitar 10 persen merupakan lulusan SMA sederajat.

Sedangkan tahun lalu, ada sekitar 1.415 orang lulusan SMA sederajat yang mengajukan kartu kuning sebagai syarat mencari pekerjaan. ‘’Mereka biasanya akan mencari pekerjaan di Kalimantan dan Sumatera. Jenis pekerjaannya kebanyakan di kebun sawit,’’ ungkapnya.

Usman menyebutkan, data akhir tahun 2015 lalu jumlah pengangguran di Pacitan ada sebanyak 5.432 orang. Diyakini jumlah tersebut bakal bertambah seiring kelulusan siswa SMA tahun ini. ‘’Potensi besar pengangguran paling banyak dari lulusan SMA. Tahun ini, jumlahnya ada sebanyak 3.479 orang,’’ imbuhnya.

Untuk menekan jumlah pengangguran usai kelulusan SMA, kata Usman, pihaknya mencoba menggandeng daerah lain yang memiliki lapangan pekerjaan cukup luas. Selain itu, Dinsosnakertrans juga jemput bola ke sekolah-sekolah di beberapa wilayah kecamatan agar siswa yang telah dinyatakan lulus itu segera mendapatkan kartu kuning.

‘’Biasanya kami buka layanan kartu kuning di sekolah-sekolah atau kecamatan,’’ ujarnya

Ia mengaku, pasca pengumuman kelulusan SMA sederajat pihaknya belum melakukan pendataan secara menyeluruh. Namun dia tetap memprediksi potensi pengangguran masih tinggi.

‘’Kami hanya bisa melihat jumlah calon tenaga kerja yang mengajukan kartu pencari kerja saja,’’ pungkasnya. (her/Kus)