:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Selasa, 10 Mei 2016 | 11:56 WIB - Redaktur: Kusnadi - 771
Pacitan, InfoPublik – Target kelulusan 100 persen untuk ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Pacitan kembali gagal tercapai. Hal tersebut diketahui setelah dua siswa dinyatakan tidak lulus oleh sekolah mereka melalui rapat dewan guru.
Adapun, masing-masing siswa yang tidak lulus itu berasal dari SMKN 3 Pacitan dan SMA Muhammadiyah Pacitan. ‘’Alasannya tidak mengikuti ujian praktik dan nilai kepribadiannya kurang,’’ ujar Sakundoko, Kepala Dinas Pendidikan Pacitan, baru-baru ini.
Sebelumnya, pada tahun 2015, ada delapan siswa tidak lulus yang berasal dari salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pacitan. Delapan siswa tak lulus tersebut karena mendapatkan nilai UN di bawah standar dan memiliki perilaku kurang baik. Sementara pada tahun 2014, dua siswa tidak lulus UN karena nilai rata-rata mereka di bawah standar kelulusan.
Menurut Sakun, hasil capaian UN tahun ini cukup memuaskan. Pacitan menempati ranking ke-12 dari 38 kabupaten/kota di Jatim dengan nilai rerata 66,48. Untuk skala Karesidenan Madiun, Pacitan hanya kalah dari Kabupaten Magetan.
‘’Setelah sekian lama berada di peringkat bawah, akhirnya rerata nilai Unas berhasil naik drastis,’’ katanya.
Selain itu, Sakun menyatakan bahwa beberapa tahun terakhir peringkat Pacitan kerap di zona 10 besar terbawah. Misalnya, tahun lalu hanya mampu bertengger pada peringkat ke-29 se-Jawa Timur (Jatim).
Rinciannya rerata nilai UN program IPA berada di peringkat 24. Sedangkan program IPS berada di peringkat 23. Sedangkan nilai rerata UN SMK berada di posisi ke-29.
‘’Tahun ini, untuk program IPA berada di peringkat 11, IPS berada di peringkat 19, dan SMK berada di ranking 18,’’ jelasnya.
Hanya saja, kenaikan nilai rerata UN itu ternyata tak dibarengi nilai rata-rata untuk masing-masing program IPS dan IPA. Tahun lalu, nilai rerata program IPS mencapai 63,09 atau turun 1,1 dibandingkan tahun lalu di kisaran 64,19. Untuk nilai rerata program IPA, tahun lalu 70,39, sementara tahun ini hanya 70,06. Sedangkan nilai rerata Unas SMK 60,93.
‘’Apapun hasilnya akan kami evaluasi selanjutnya. Setidaknya yang telah dicapai merupakan kerja keras dari para guru,’’ ungkapnya.
Dia mengakui, mayoritas nilai siswa jeblok pada mapel matematika dan bahasa Inggris. Sehingga perlu ada peningkatan berikutnya. Selain itu, Sakundoko menyarankan siswa yang belum puas dengan hasil nilai UN tahun ini bisa mengikuti ujian nasional perbaikan (UNP) tahun depan.
Mengingat nilai UN menjadi syarat masuk perguruan tinggi (PT). ‘’Memang ada UNP untuk yang nilainya dirasa kurang memuaskan. Tapi kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut,’’ tandasnya.(her/Kus)