:
Oleh MC Kota Batam, Rabu, 10 Februari 2016 | 17:28 WIB - Redaktur: Tobari - 650
Batam, InfoPublik - Calon Puteri Indonesia perwakilan Kepulauan Riau (Kepri), Agita Maryalda Zahidin, menargetkan juara satu di ajang Puteri Indonesia 2016.
"Target awalnya yang penting bawa satu atribute untuk Kepri. Tapi kalau bisa juara 1 kenapa nggak," kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini ketika berkunjung ke Media Centre Kota Batam, Selasa (9/2).
Agita mengaku sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang kecantikan tersebut. Selain menambah wawasan seputar Kepri, ia juga melatih vokalnya untuk penampilan bakat.
"Persiapan lainnya dari jalan, busana, make up, dan improving diri. Pakaian tradisional yang akan ditampilkan nanti busana melayu modifikasi. National costume akan menampilkan karya anggota DPD Akari (asosiasi karnaval Indonesia) Kepri," papar perempuan kelahiran Batam berusia 25 tahun tersebut.
Agita terpilih mewakili Kepri usai melalui seleksi awal yang digelar Yayasan Puteri Indonesia beberapa waktu lalu. Seleksi wawancara yang seharusnya diikuti di Jakarta, dilalui Agita menggunakan video call karena pada kesempatan tersebut ia sedang dinas magang di RSUD Tanjungpinang.
Ia berhasil mengalahkan dua kandidat lain yang dipilih Yayasan Silhouette sebagai yayasan yang diberi mandat untuk mengirimkan calon Puteri Indonesia dari Kepri.
Tahapan selanjutnya yang akan dijalankan yakni karantina di Hotel Sultan, 12-18 Februari. Kemudian masuk pada malam puncak yang akan digelar di Jakarta Convention Centre dan ditayangkan live di stasiun televisi Indosiar pada 19 Februari.
Ia mengaku sudah menerima izin resmi dari dokter pendamping program internship di RSUD Tanjungpinang. Agita mendapat izin cuti selama dua pekan untuk mengikuti rangkaian kegiatan Puteri Indonesia ini.
"Mohon restu dan dukungan dari masyarakat Batam dan Kepri. Besok akan berangkat ke Jakarta. Mohon dukungan SMS-nya juga, nanti di hari H," tutur puteri sulung dua bersaudara pasangan R Alfred Zahidin dan Dwi Herda Wili Yanti ini.
Ajang Puteri Indonesia dijadikan wanita bertinggi badan 171 cm ini sebagai wadah pengembangan diri. Karena di sini ia akan bertemu dengan lebih banyak orang dengan sifat-sifat yang berbeda.
"Berhadapan dengan pasien, dosen, sudah jadi makanan sehari-hari. Tapi di sini saya bertemu dengan orang baru, mengenal teman-teman dari Sabang sampai Merauke yang karakternya berbeda-beda," katanya. (MC Batam Kartika/toeb)