Pemkot Singkawang Lakukan Pembinaan Terhadap Mantan Anggota Gafatar

:


Oleh MC Kota Singkawang, Rabu, 20 Januari 2016 | 09:28 WIB - Redaktur: Tobari - 119


Singkawang, InfoPublik - Pemerintah Kota Singkawang bersama Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Singkawang, serta pihak Kepolisian, melakukan pertemuan dengan mantan anggota  Gafatar yang berada di Singkawang, Selasa (19/1). 

Pertemuan yang diadakan di aula Kantor Camat Singkawang itu, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan para mantan anggota dalam berorganisasi serta ajaran-ajaran yang diberikan oleh para anggota, juga program-program yang diberlakukan dalam organisasi Gafatar.

Ketua MUI Singkawang Ahmadi Arkha kepada para mantan anggota Gafatar mengatakan, tujuan diadakan pertemuan kali ini untuk meluruskan segala sesuatu yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat mengenai aktifitas Gafatar.

“Kami disini untuk meluruskan yang tidak lurus. Dan ada informasi kiblatnya keagamaan Gafatar ke Ahmad Musadek, kami berharap semoga salah,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Muchlis mengatakan, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada mantan Gafatar Singkawang. 

“Kami menjadwalkan untuk melakukan sholat Magrib dan Isya berjamaah seminggu sekali,” katanya. Camat Singkawang Utara Arman Masudi mengatakan, hasil pertemuan akan dilaporkan kepada Sekda untuk kemudian dilakukan tindaklanjut.

“Hasil ini akan kita laporkan, karena menurut data, mantan anggota ini ada 54 orang, tapi yang datang hanya 20 orang, Berarti masih ada di mana-mana di Kota Singkawang,” katanya. 

Sementara itu, mantan anggota Gafatar, Wildan membantah pihaknya tidak melaksanakan salat dan beberapa ajaran Islam. “Saya direkrut karena adanya program pertanian. Waktu pertama masuk di Singkawang, saya ditempatkan di Desa Bulan,” katanya.  

Wildan juga membantah bahwa mantan anggota Gafatar tidak berbaur dengan masyarakat. “Saya salat dan berbaur dengan masyarakat,” ujar Wildan yang direkrut pada 2014. 

Mantan anggota Gafatar lainnya, yakni M Hamzah dari Jawa Tengah, menjelaskan ia tiba di Singkawang pada 2015. “Saya ke Singkawang ini murni untuk mengubah nasib, karena disini banyak lahan kosong yang bisa digarap, saya tidak setuju, nama saya dimasukan sebagai mantan anggota Gafatar,” katanya.

Sementara itu, Japrilado dari desa Sungai Duri, Singkawang Utara, mengakui bahwa dirinya memang mantan anggota Gafatar. Ia ikut dalam organisasi tersebut sejak tahun 2014. “Yang saya tahu, Gafatar aktifitasnya di bidang bakti sosial dan mengelola pangan. Selain dari itu saya tidak tahu,” katanya. (lia savona/toeb)