Jukung Sudur Tua Sepanjang 17 Meter

:


Oleh MC Kalsel, Senin, 18 Januari 2016 | 09:19 WIB - Redaktur: Tobari - 3K


Banjarmasin, InfoPublik - Salah satu koleksi di Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, yang cukup menarik perhatian adalah Jukung Sudur yang diletakkan di sisi kanan dekat pintu masuk museum.

“Jukung Sudur adalah sampan sederhana yang dibuat dari setengah belahan batang pohon. Bentuknya ceper dengan konstruksi yang sederhana, biasanya digerakkan oleh galah lebar dan digunakan untuk memancing,” jelas Kasie Edukasi dan Preparasi Museum Lambung Mangkurat, Ikhlas Budi Prayogo, di Banjarbaru, belum lama ini.

Sekarang ini ukuran normal Jukung Sudur adalah 6-7 meter, lebar 60-70 cm, dan dalamnya 20-25 cm. Tetapi di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru dapat melihat Jukung Sudur tua yang panjangnya 15 meter.

Menurut Budi, Jukung Sudur asli terbuat dari sebuah potongan kayu, dengan tidak adanya tambahan konstruksi lain. Meskipun begitu ada yang berbeda dari Jukung Sudur, di mana satu papan ditambahkan di haluan dan buritan belakang kapal, yang sering disebut Jukung Bakapih.

Jukung Sudur ini, ditemukan terpendam dalam tanah di tepi Sungai Tarasi Desa Kaludan Besar Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun 1994.

Jukung Sudur ini diperkirakan dibuat pada abad ke-15, dengan bahan dari batang pohon tunggal yang digali cekung membujur. Panjangnya mencapai sekitar 17 meter, sedangkan ukuran biasa panjangnya hanya 3 hingga 5 meter,” jelas sarjana Jurusan Arkeologi UGM ini.

Melihat dari ukurannya yang demikian besar, kata Budi, diduga bahwa perahu lesung ini dahulu digunakan sebagai sarana pengangkut barang.

“Jukung Sudur merupakan perahu yang ideal untuk berada di tempat yang dangkal, dimana konstruksinya yang ceper, memudahkan untuk mengapung pada air kedalaman 1 meter, digunakan untuk memancing sekaligus dengan banyak tipe perangkap dan jala diletakkan di air dan dengan jaring khusus yang dilemparkan dari kapal,” kata Budi. (wln/maulida/toeb)