16 Universitas Ikuti Kompetisi Peradilan Semu

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Kamis, 14 Januari 2016 | 09:48 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 311


Sleman, InfoPublikFakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi peradilan semu pidana tingkat nasional ke-19. Acara yang digagas Asian Law Students Association (ALSA) ini diadakan selama empat hari mulai Jumat ,(15/1) hingga Senin, (18/1).

"Kompetisi ini akan diikuti 16 universitas se-Indonesia dengan memperebutkan piala Mahkamah Agung (MA)," kata ketua panitia penyelenggara, Deasy Elfitri kepada wartawan di Pres Room Humas Sleman, Rabu, (13/1).

Sebanyak 16 delegasi yang berasal dari universitas-universitas yang memiliki fakultas hukum di seluruh Indonesia, yakni Universitas Syiah Kuala (Aceh), Universitas Batanghari (Jambi), Universitas Sriwijaya (Palembang), Universitas Tarumanegara (Jakarta), Universitas Indonesia (Depok), Universitas Padjadjaran (Bandung), Universitas Brawijaya (Malang).

Kemudian Universitas Airlangga (Surabaya), Universitas Islam Indonesia (Jogja), Universitas Diponegoro (Semarang), Universitas Sebelas Maret (Surakarta), Universitas Jember (Jember), Universitas Hasanuddin (Makassar), Universitas Udayana (Bali), Universitas Islam Negeri Alauddin (Makassar), dan Universitas Sam Ratulangi (Manado). Dalam kegiatan ini ada juga yang bertindak sebagai observer, yakni Universitas Jenderal Soedirman (Purwokerto).

Kegiatan tersebut, katanya, rutin diselenggarakan setiap tahun dan menjadi kompetisi peradilan semu tertua untuk skala nasional."Ini merupakan acara tahunan hasil kerjasama ALSA dengan MA," katanya.Konsep kompetisi ini adalah simulasi peradilan.

Masing-masing tim delegasi berjumlah 19 orang akan memvisualisasikan situasi sidang, lengkap dengan peran majelis hakim, jaksa penuntut umum, penasihat umum, panitera, dan terdakwa. Kali ini, tema yang diusung adalah tindak pidana korupsi di bidang kehutanan. Di babak final, temanya lebih spesifik yakni peradilan kasus pencurian minyak secara ilegal.

Kompetisi ini dibagi dalam dua tahap yakni penyisihan dan final. Pada babak penyisihan, peserta disisihkan ke dalam empat pool. Peringkat pertama di masing-masing pool akan melaju ke babak final.Untuk penghargaan terbaik dibagi dalam lima kategori yakni berkas, majelis hakim, panitera, jaksa, dan penasihat hukum. Penilaian dilakukan oleh juri yang berasal dari kalangan penyidik Polda, jaksa Kejati DIY, penasihat hukum dari firma di Jogja, dosen Fakultas Hukum UGM, dan hakim PN Sleman.

Direktur ALSA, Javas Briantama menambahkan, penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat memberi pesan moral kepada calon aparat penegak hukum agar lebih bertanggung jawab menjalankan tugas. "Kami ingin menyampaikan pesan agar jangan hanya berorientasi materi. Selain itu kegiatan ini juga sebagai sarana silaturahmi antar mahasiswa fakultas hukum," katanya. (MC.Sleman/Eyv)