Gandeng Kabupaten/ Kota Kejar Pembangunan 1.000 Embung

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 13 Januari 2016 | 08:50 WIB - Redaktur: Kusnadi - 351


Semarang, InfoPublik - Pembangunan 1.000 embung yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat ini belum mencapai setengahnya. Untuk mengejar pembangunan 1.000 embung, butuh kerjasama dengan kabupaten/ kota.

“Di  2015, kita baru bisa bangun 25 embung yang tersebar di 35 kabupaten/ kota. Kemudian sudah ada 35 embung yang didesain, dan siap dikonstruksi. Di 2016, kita hanya punya rencana 52 desain embung dan 50 konstruksi embung. Saya kira ini masih sangat jauh dari angka 1000. Maka kabupaten/ kota harus kita ajak,” kata Sekda Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat membuka Rakor Pengelolaan Sumber Daya Air di Kantor Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Selasa (12/1).

Sekda berpendapat, pembangunan embung tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat dan provinsi, tapi juga pemerintah kabupaten/ kota. Pihaknya akan melayangkan surat ke bupati/ walikota untuk menyampaikan hal itu, agar dalam bantuan keuangan nanti, dananya juga diarahkan untuk mencukupi kekurangan pembangunan embung. Balai Besar Wilayah Sungai diharapkan juga melakukan hal yang sama.

“Saya kira ini perlu greget kita, bagaimana bisa melaksanakan itu. Untuk 2017-2018 sementara baru direncanakan 75 embung. Jika dijumlahkan belum ada separohnya. Maka ini harus jadi perhatian khusus. Coba di musrenbang kita bahas. Kalau kurang dana boleh cari sponsor. Seperti Kledung ada bantuan dari Sido Muncul. Dananya cuma Rp 1,25 miliar bisa bangun ukuran 70X40 meter dan kedalaman 10 meter. Itu bagus, bermanfaat,” terangnya.

Untuk pembangunan yang sudah berjalan, Sri Puryono meminta agar bisa dilaksanakan sesuai time schedulenya. Termasuk, pembangunan sejumlah waduk seperti Gondang, Logung, Pidekso dan Kuningan.

Terealisasinya pembangunan 1000 embung dan sejumlah waduk besar dinilai Sri Puryono sangat penting untuk mendukung kedaulatan pangan. Sebab, tanpa ketersediaan air, kedaulatan pangan akan sulit terwujud.(humas jateng/MCjateng/Kus)