:
Oleh Prov. Riau, Rabu, 13 Januari 2016 | 05:06 WIB - Redaktur: Tobari - 260
Pekanbaru, InfoPublik - Di musim hujan, angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia biasanya selalu meningkat. Namun di awal tahun 2016, belum ada dinas kesehatan di seluruh Indonesia yang melaporkan kejadian luar biasa (KLB), termasuk di Riau.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau mengakui, seluruh wilayah di Riau memang termasuk endemis DBD. Namun dari jumlah kasus yang tercatat hingga saat ini, belum masuk dalam kategori KLB. Dimana selama tahun 2015, tercatat 3.150 warga Riau terjangkit penyakit akibat nyamuk ini. Dari 3.150 kasus itu, 20 orang meninggal dunia.
"Semua daerah endemis DBD, termasuk Pekanbaru, Kuansing dan lainnya. Terlebih di bulan Januari ini, warga diminta waspada karena memasuki musim hujan," kata Kadiskes Riau Andra Sjafril, Selasa (12/1).
Dipaparkannya, untuk ditetapkannya suatu daerah sebagai KLB DBD, maka kasus yang tercatat haruslah 51 kasus per 100.000 warga yang berdomisili. Sementara untuk Riau sendiri, saat ini masih ada 48 kasus DBD per 100.000 jumlah warga.
"Maka, kita minta kepada Rumah Sakit yang ada, apabila menangani pasien DBD, agar melaporkan ke Puskesmas domisili pasien 1 x 24 Jam. Agar kita bisa menginput data akurat," harap Andra.
Dari data yang dimiliki Diskes Riau, selama tahun 2015, kasus DBD terbanyak terjadi di Bengkalis dengan 572 penderita dan meninggal 1 orang. Selanjutnya di Pekanbaru dengan 516 kasus dan merenggut 4 jiwa.
Disusul Dumai dengan 355 penderita dan meninggal 2 orang. Dari seluruh daerah, yang paling banyak meninggal dunia adalah di Kampar, yakni 5 orang dari total 269 penderita.
"Mencegah jatuhnya korban DBD lebih banyak, Diskes telah melakukan tindakan antisipasi berupa penyuluhan, gotong royong massal, pemberantasan sarang nyamuk, seperti fogging," jelasnya.(MC Riau/yan/toeb)