:
Oleh MC Prov Gorontalo, Jumat, 8 Januari 2016 | 13:22 WIB - Redaktur: Tobari - 850
Gorontalo, InfoPublik - Angka Kemiskinan di Provinsi Gorontalo ternyata masih cukup tinggi. Dari hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, hingga bulan September 2015, jumlah penduduk miskin mencapai 206.513 orang atau 18,16% dari total jumlah penduduk Provinsi Gorontalo.
Jumlah penduduk miskin tersebut menyusut dari periode sebelumnya, Maret 2015 yakni mencapai 206.843 orang atau 18,32%. Artinya hanya 0,16% yang bebas dari status kemiskinan, atau hanya 330 orang saja.
“Secara keseluruhan, penduduk miskin di Provinsi Gorontalo berkurang sedikit,” ungkap Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro yang diwakili Kabis Statistik Sosial Risyanto dalam konfrensi pers di kantornya, Jum’at (8/1).
Ditambahkannya, jumlah penduduk miskin dibagi di wilayah perkotaan 6,84% dari jumlah penduduk 27.007 jiwa dibandingkan bulan Maret 2015 yakni 6,48% dari 179.506 jiwa, dibandingkan 24,17% dari 179,506 jiwa, dibandingkan pada periode Maret yakni 24.62% dari 181.478 jiwa.
“Kalau kita melihat dari data ini, memang salah satunya ada indikasi migrasi warga pedesaan menuju perkotaan. Ini mungkin karena mereka ingin mencari pekerjaan di perkotaan,” kata Risyanto.
Sementara itu, salah satu pengamat Gorontalo Rizan Liputo mengakui bahwa angka kemiskinan merupakan masalah yang gampang-gampang susah untuk ditekan.
“Sebenarnya, butuh strategi khusus agar angka kemiskinan dapat berkurang dengan cepat. Biasanya, ukuran Gorontalo , kalau sudah berada di atas level 15% keatas, sangat sulit diturunkan secara signifikan,” ungkap Rizan.
Menurutnya, saat ini pemerintah Provinsi belum begitu serius untuk mengambil kesimpulan dari berbagai pertemuan, seperti di antaranya tentang sumber ekonomi altenartif di Gorontalo yang menyebutkan bahwa parawisata bawah laut dan industri pengolahan atau manufaktur bisa menjadi potensi yang cukup menjanjikan dengan membuka kesempatan kerja baru.
“Sudah harus start (mulai), harus di-follow up, jangan cuma habis di pembahasan dan anggarannya habis,” katanya. (mc prov gorontalo/toeb)