Vikaris Gereja Protestan Maluku Terima Pembekalan dari Polri dan TNI

:


Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Sabtu, 18 Agustus 2018 | 21:22 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 1K


Ambon, InfoPublik - Para Vikaris Gereja Protestan Maluku (GPM) mendapat pembekalan tentang isu radikalisme, terorisme, dan intoleransi dari Polri dan TNI, Selasa (14/8/2018) di Aula Sinode GPM, Ambon.

Pembekalan diberikan oleh Polda Maluku dan Kodam XVI Pattimura kepada 130 orang Vikaris dari tiga 34 Klasis GPM di dua Provinsi yaitu Maluku dan Maluku Utara.

Kabag Binops DIT Binmas Polda Maluku, Akbp. Olly. Haonoatubun  menjelaskan tentang konteks kepulauan Maluku dalam perspektif Polri yakni, kondisi geografis Maluku merupakan daerah kepulauan (archipelago) dengan jumlah pulau 1.430 pulau.

Dikatakan Olly, secara sosio-kultural Provinsi Maluku terdiri dari multi agama, multi etnis, dan multi kultur dengan 117 bahasa/dialeg dan 100 suku/subsuku). Maluku terdiri dari 2 kota dan 9 kabupaten. Diantaranya 3 Kabupaten berada di daerah 3T dan perbatasan Negara, yaitu Kab Maluku Barat Daya (MBD) berbatasan dengan Timor Leste, Kab Maluku Tenggara Barat (MTB) berbatasan dengan Australia, dan Kab Kep. Aru berbatasan dengan sebagian Papua New Guinea.

Olly mengajak para Vikaris berpikir positif menggunakan energinya sebaik mungkin untuk aktivitas yang positif dan kreatif.

"Jika belum bisa menebarkan kebajikan di lingkungan, setidaknya generasi muda dapat ikut menghentikan penyebaran berita negatif di media sosial," katanya.

Kalau ada berita hoaks yang tidak mencerminkan bangsa kita yang agamis, hentikan di kita. "Jangan ikut-ikutan sebar luaskan hal negatif, dan melestarikan kearifan lokal sebagai simbol perekat," kata Kabag Binops DIT Binmas Polda Maluku, Akbp. Olly.

Diingatkan Olly, bahwa intoleransi dan radikalisme soalnya beragam salah satunya adalah pemahaman yang dangkal, dengan persepsi tersebut maka menjadi tugas Vikaris untuk turut membenahinya.

Pemuda menjadi rentan dalam kaitan dengan radikalisme. Memberikan sosialisasi tentang pengetahuan agama dan kecintaan kebangsaan menjadi penting untuk terus berlangsung.

Sementara itu, Asintel Kodam XVI Pattimura Kolonel Inf R Suranto. SIP, kembali menyegarkan dengan paham kebangsaan Indonesia yang berlandaskan ideologi Bhineka Tunggal Ika , baginya Wilayah Maluku yang luas, dengan konteks multi agama dan multi budaya harus dikemas dengan padangan ideologi ke-Indonesiaan.

"Karena ancanam kita saat ini adalah radikalisme, terorisme, dan intoleransi," kata Suranto.

Suranto berharap 130 orang vikaris yang telah mendengarkan materi, dapat bersama TNI untuk menanggulangi bahaya radikalisme dan terrorisme. Pendekatan sosialisasi bahaya radikalisme dan terorisme kepada generasi muda, peningkatan kesejahteraan melaksanakan pelatihan sesuai minat dan bakat, dan meningkatkan nasionalisme meniadakan diskriminasi dalam semua aspek kehidupan. (MCGPM/Vira)