PERDOSRI Utus Tim Bantu Korban Gempa Lombok

:


Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Senin, 13 Agustus 2018 | 23:30 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 503


Mataram, InfoPublik - Relawan dari berbagai organisasi nasional datang memberikan bantuan kepada korban gempa Lombok. Salah satunya adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) yang hadir di Lombok untuk berkontribusi bagi para korban pasca bencana.

Beberapa dokter yang diutus oleh Pengurus Besar PERDOSRI tersebut untuk mengumpulkan data pasien yang memiliki cedera berat ataupun pasien yang dioperasi dan memiliki potensi kecacatan akibat trauma yang terjadi akibat gempa.

Pentingnya peran PERDOSRI terhadap pelayanan kesehatan masyarakat terutama terhadap resiko terjadinya disabilitas yang terjadi akibat bencana. PERDOSRI membentuk tim rehabilitasi medik pasca bencana gempa Lombok untuk menanggulangi disabilitas akibat kejadian tersebut.

"Kami diutus ke Lombok untuk survei jumlah pasien maupun kasus, pasien trauma yang sudah dilakukan operasi maupun tidak dilakukan operasi atau beresiko menjadi cacat (disabilitas), itu menjadi kompetensi kami," tutur Ketua Tim PERDORSI, dr. Dian Naka Eriawati, SpKFR., saat ditemui di rumah sakit Kota Mataram, Senin (13/8/2018).

Survei dan pemetaan kasus tersebut adalah untuk mengetahui kasus-kasus yang ada pasca terjadinya gempa bumi yang melanda Lombok dan kemudian akan menjadi dasar untuk pengambilan langkah-langkah yang akan ditempuh nantinya.

Dian mengatakan, pihaknya akan membantu jika peralatan dan tim medis rehab medik terbatas. Pihaknya juga akan membuat suatu program untuk bisa membantu para korban memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien pasca operasi.

"Seperti yang kami temukan kemarin di RSU Provinsi ada pasien yang kehilangan kakinya karena ditimpa runtuhan bangunan, Dokter Ortopedi sudah melakukan operasi, sesudah itu, pasca operasi adalah tugas kami. Bagaimana supaya bagian luka tersebut dirawat dan diobati sehingga puntungnya sembuh dan siap untuk dibuatkan kaki palsu," kata Dian.

Pihak PERDOSRI juga telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit Kota Mataram, Rumah Sakit Provinsi dan beberapa dokter spesialis ( SpKFR)dari Surabaya/Jatim dan Bali maupun dengan Paboi ( Perhimpunan Dokter ahli Bedah Ortopedi dan Traumatologi). Pihak Dinkes Provinsi NTB mengarahkan untuk mensurvei dan menampung data di dua RSU central yakni RSUP Provinsi dan RSUD Kota Mataram sehingga data yang diinginkan bisa didapatkan, karena semua pasien yang mengalami patah tulang dan luka berat lainnya akan dirujuk ke dua RSU tersebut.

"Direktur RSU Kota Mataram mengarahkan kami ke dua central RSU, dua RSU ini yang akan menjadi sumber informasi kami. Dengan beberapa data yang kami dapatkan dan himpun nantinya akan menjadi dasar kami untuk menentukan langkah -langkah berikutnya," katanya.

Dian juga mengungkapkan, pihaknya tidak hanya dibantu oleh dokter dari NTB, tetapi nantinya juga akan dibantu oleh dokter rehab ( SpKFR) dari Jawa timur ,Bali dan Jakarta.

"Itu tahapan kami. Ada beberapa yang lumpuh dan kita akan pikirkan bagaimana mobilisasi nya dan bagaimana cara pasien tersebut bisa segera pulih," katanya.

Kami juga, lanjutnya, sudah membawa bantuan berupa kursi roda, tongkat, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan oleh pasien rehab pasca operasi. Setelah data-data dihimpun pihak PERDOSRI akan mengirimkan tim dokter dan bantuan peralatan / logistik rehab melalui pesawat Hercules.

Dian mengaku, Organisasi PERDOSRI yang bergerak pada pasca tanggap darurat ini telah bergerak di berbagai bencana nasional seperti bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di Jogja.

Dokter rehab medik yang ada di Lombok ada empat orang dan satu orang berada di Sumbawa. Diantaranya adalah dua dokter di RSUP, satu di RSUD kota Mataram, satu RSU Unram dan satu di Sumbawa. "Nanti dokter-dokter ini akan bersinergi dan kekurangannya akan kami dukung," ucap Dian.

Pihaknya akan melakukan monitor secara terus-menerus. Tahapan rehabilitas medik adalah tahapan pasca tanggap darurat bencana. Pelayanan yang diberikan adalah kearah pelayanan gangguan fungsi pada pasien. PERDOSRI juga memberikan pembelajaran dan edukasi juga kepada keluarga dan pasien agar mampu mandiri untuk mengatasi gangguan fungsi yg dialami pasien tersebut. ( MC Sumbawa Barat/Feryal/tifa./Vira)